Batam (ANTARA News) - Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia mengajak Perum Lembaga Kantor Berita Nasional ANTARA bekerja sama sinergis dalam menjaga keutuhan kedaulatan negara melalui kerja sama pemberitaan di daerah-daerah perbatasan.

"ANTARA, RRI dan juga Televisi Republik Indonesia harus tetap bersaing dan adu kreativitas, tetapi dalam Sabuk Pengaman Informasi perlu bersinergi," kata Dirut LPP RRI Parni Hadi ketika mengunjungi redaksi Kantor Berita ANTARA Biro Kepulauan Riau di Batam, Sabtu.

Secara khusus, kepada Biro ANTARA Kepri Jo Seng Bie, ia mengajak untuk bersama Koordinator Studio Produksi RRI Batam Yusri Darto memulai kerja sama karena wilayah kerja mereka berada di daerah perbatasan Indonesia dengan Singapura dan Malaysia.

RRI di bawah kepemimpinan Parni sejak 2009 melaksanakan program Sabuk Pengamanan Informasi untuk memberdayakan warga masyarakat perbatasan di bidang pemberitaan radio dan antara lain telah melatih beberapa perwira militer untuk menjadi penyiar RRI.

Sabuk Pengaman Informasi adalah program pengimbang persepsi terutama bagi warga di daerah perbatasan yang sehari-hari diterpa informasi atau berita dari media tetangga negeri.

Jo menyambut ajakan tersebut karena berpendapat akan baik bila TVRI seperti juga RRI yang menjangkau langsung khalayak di daerah perbatasan dan tetangga negeri bekerja sama lebih erat dengan ANTARA melalui kesepakatan para pimpinan di kantor pusat.

Berita-berita ANTARA yang berperspektif kebangsaan dan kepentingan nasional, katanya, akan dapat sampai kepada kelompok sasaran di daerah perbatasan bila disiarkan RRI maupun ditayangkan TVRI melalui programa nasional maupun daerah.

Di Provinsi Kepulauan Riau yang terdiri atas 2.408 pulau besar dan kecil, tenaga wartawan ANTARA baru terdapat di Pulau Batam, Pulau Karimun Besar dan Pulau Bintan.

Adapun RRI di Kepulauan Riau selain Studio Produksi di Batam telah dilengkapi dengan Stasiun Tipe C di Tanjungpinang, ibu kota provinsi, dan di Ranai, ibukota Kabupaten Natuna.

Parni berpendapat keberadaan personel dan fasilitas kedua lembaga seyogyanya disinergikan, misal, melalui program kerja sama pertukaran berita, karena sebanyak-banyak tenaga dan peralatan, tidak akan pernah mampu menjangkau semua medan tugas dan peliputan.

Ia yang didampingi Kepala Stasiun RRI Tanjungpinang Santoso mengatakan akan memperkuat Studio Produksi RRI Batam menjadi Stasiun RRI Tipe C untuk meningkatkan pelaksanan visi dan misi Sabuk Pengaman Informasi RRI di daerah-daerah perbatasan.

Rencana itu, katanya, telah disambut Wali Kota Batam Ahmad Dahlan yang akan mengatur anggaran dari Pemerintah Kota Batam agar RRI kelak dapat menempati gedung sendiri dengan sistem pinjam pakai karena sejak 27 Desember 2010 masih menyewa ruang di Gedung Pusat Promosi Sumatra.(*)
(ANT/R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010