Masyarakat jangan mudah terprovokasi. Apa yang terjadi di Poso bukan persoalan agama
Jakarta (ANTARA) - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko meminta masyarakat tidak terprovokasi dengan peristiwa kekerasan atau terorisme yang terjadi di Poso, Sulawesi Tengah.

Moeldoko dalam siaran pers, di Jakarta, Rabu, menegaskan apa yang terjadi di Poso bukan persoalan agama.

“Masyarakat jangan mudah terprovokasi. Apa yang terjadi di Poso bukan persoalan agama,” kata Moeldoko saat menerima perwakilan Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) Sulawesi Tengah, di Gedung Bina Graha Jakarta, Rabu.

Moeldoko meminta FKUB terus memberikan perhatian untuk memperkuat soliditas antartokoh beragama, sehingga FKUB menjadi efektif.

"Sosialisasi ke masyarakat agar tidak mudah terprovokasi juga harus terus dilakukan. Karena tidak ada satu agama pun yang membenarkan pembunuhan maupun kekerasan,” ujar Moeldoko.

Kedatangan FKUB menemui Moeldoko ini terkait situasi keamanan di Poso, pascaperistiwa kekerasan beberapa bulan lalu yang dilakukan oleh kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT).

Peristiwa kekerasan itu sudah ditangani pihak TNI dan Polri dengan mengusut dan memburu para pelaku kriminal tersebut.

Ketua FKUB Sulawesi Tengah KH Zainal Abidin menyampaikan saat ini kondisi di Poso sudah aman dan terkendali. Masyarakat sudah menyadari bahwa konflik tersebut bukanlah persoalan agama, namun hanya kelompok kriminal yang mencoba mencari perhatian.

Zainal juga menyampaikan sejatinya kekerasan yang dilakukan kelompok MIT intensitasnya sudah sangat kecil. Namun kelompok tersebut sengaja melakukan kekerasan dengan cara sadis dan kejam guna mencoba menarik perhatian dunia.

FKUB sejauh ini tidak tinggal diam. Bersama para pimpinan agama di Sulawesi Tengah, FKUB terus terlibat meredakan situasi di sana.

TNI/Polri juga turut memberikan perhatian besar atas peristiwa tersebut.
Baca juga: FKUB Sulteng percayakan TNI-Polri tangani kasus kekerasan di Poso
Baca juga: Kekerasan di Sigi dilakukan delapan DPO MIT Poso

Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2021