Jakarta (ANTARA News)- Seekor binatang aneh yang dijuluki  sebagai 'Unicorn dari Asia', memiliki dua tanduk, telah berhasil ditangkap oleh beberapa penduduk desa di Laos.

Sebelumnya tidak seorang pakar biologi pun yang melaporkan pernah melihat Saola, nama binatang itu, baik di alam bebas maupun dalam penangkaran.

Binatang itu pertama kali ditemukan di belantara hutan Asian Tenggara pada 1992. Hanya sedikit foto Saola yang pernah diambil baik oleh warga lokal maupun kamera-kamera tersembunyi yang dipasang di hutan.

Saola yang bernama Latin 'Pseudoryx nghetinhensis', dipercaya hidup di Pegunungan Annamite yang membentang dari Laos sampai Vietnam.

Di tempat itu pula penduduk Bolikhamxay, sebuah provinsi di Laos bagian tengah menangkap seekor Saola jantan pada Agustus silam. Mereka membawa binatang mamalia itu ke desa mereka.

Penduduk lokal yang terkejut dengan binatang itu kemudian mengambil gambar binatang malang itu dan segera memberi tahu pemerintah Laos tentang binatang langka itu.

Sayangnya ketika petugas dari Kantor Pertanian dan Kehutanan Provinsi Bolikhamxay tiba binatan itu telah mati.

"Sayang binatang malang itu telah mati tetapi setidaknya keberadaannya telah mengungkapkan tempat mereka hidup dan pemerintah akan segera mengerahkan usaha untuk melindunginya," kata juru bicara dari otoritas konservasi Provinsi Bolikhamxay.

Menengok sedikit ke belakang, pada 1992 para pakar biologi menetapkan Saola sebagai spesies baru setelah menganalisisnya secara fisik maupun dari tes DNA.

Saola memang mirip antelop yang hidup jauh di Afrika Selatan tetapi ia dipercaya lebih mirip lembu kecil.

Dalam catatan International Union for Conservation of Nature (IUCN), badan internasional yang peduli terhadap konservasi lingkungan, Saola tergolong spesies yang terancam punah.

"Paling-paling ada beberapa ratus yang bisa bertahan hidup, tetapi mungkin hanya tinggal beberapa puluh yang tertinggal," kata Pierre Comizzoli, seorang dokter hewan dari IUCN.

Tim teknis dari badan konservasi setempat kemudian membawa bangkai Saola ke Pakxan, ibu kota Bolikhamxay.

"Kurangnya pengetahuan kami dari sisi biologi atas hewan ini adalah tantangan terbesar dalam usaha untuk menangkarnya," papar Comizzoli seperti diberitakan BBC.

"Ini bisa menjadi langkah besar untuk memahami mahluk luar biasa dan misterius ini. Jelas bahwa meningkatnya kesadaran akan status langka dari spesies itu sangat dibutuhkan tetapi Saola tidak punya banyak waktu," tukas Comizzoli.

Pemerintah Laos telah mendesak penduduknya untuk tidak menangkap Saola dan jika mereka telah menangkapnya agar sesegera mungkin melepasnya kembali.

"Peristiwa itu menyoroti pentingnya keterlibatan pemerintah Laos dalam konservasi lingkungan hidup. Saola dan beberapa spesies endemik langka tidak lagi ditemukan hampir di seluruh dunia," kata Latsamay Sylavong, perwakilan IUCN di Laos.

"Pengetahuan kami akan Saola sangat terbatas dan di Laos kami perlu meningkatkan perlindungan baik bagi ekosistem maupun spesies khusus yang tinggal di dalamnya seperti Saola," lanjut Sylavong.

"Banyak yang harus dikerjakan," pungkas Sylavong.
(Ber/A038/BRT)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010