Sungai Raya, Kalbar (ANTARA News) - Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kubu Raya, Titus Nursiwan mengatakan, hingga saat ini pihaknya terus berupaya menekan angka penderita gizi buruk dengan mengaktifkan peran posyandu dalam masyarakat.

"Sejauh ini kita sudah memiliki beberapa Puskesmas yang bisa menangani gizi buruk ini. Namun, kita menyadari keberadaan puskesmas saja tidak cukup. Makanya kita mengharapkan peran serta posyandu dapat lebih aktif lagi," kata titus, di Sungai Raya, Sabtu.

Menurutnya, keberadaan posyandu memiliki peran yang strategis dalam mendeteksi berbagai masalah kesehatan yang ada di masyarakat, seperti gizi buruk yang saat ini masih menjadi tugas utama Pemerintah untuk mengatasinya.

"Untuk itu, kita akan lebih mengoptimalkan keberadaan Posyandu sebagai lini terdepan untuk mengatasi gizi buruk yang ada di tengah masyarakat," katanya.

Di tempat terpisah, Ketua Tim Penggerak PKK Kubu Raya, Rosalina Muda Mahendrawan saat berkujung ke Puskesmas Sungai Kakap, beberapa waktu lalu dia bertemu dengan seorang bayi bernama Ramadhan usia 9 bulan, yang menjadi pasien gizi buruk.

Orang tua bayi, Halimah mengaku atas anjuran dari pihak posyandu yang ada di Desa Kalimas Kecamatan Sungai Kakap, memberikan arahan untuk segera memeriksakan anaknya ke Puskesmas Sungai Kakap. "Berat anak ibu itu hanya 5 kilogram, sedangkan umumnya, jika usia anak 9 bulan paling tidak berat badannya harus 6 kilogram ke atas," kata Rosalina.

Sebagai Ketua Tim Penggerak PKK Kubu Raya, Rosalina mengaku bersyukur karena anak tersebut mendapatkan pelayanan yang baik dari pihak puskesmas. "Selain dia juga menggunakan fasilitas Jamkesmas, setelah kedatangannya kedua kali di Puskesmas sejak pekan lalu, kondisi anaknya sudah mulai membaik," katanya.

Keluarga Halimah tergolong kurang mampu, hal itulah yang menjadi penyebab utama mengapa asupan gizi untuk anaknya susah terpenuhi. "Tapi pihak Puskesmas juga sudah berupaya menjadikan kondisi Ramadhan normal seperti anak lainnya," jelasnya.  (ANT-171/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010