Islamabad (ANTARA News) - Delegasi Indonesia yang tergabung dalam tim satuan reaksi cepat penanggulangan bencana kembali melanjutkan misi kemanusiaan bagi para korban banjir Pakistan di Distrik Charsadda, Provinsi Khyber Pakhtunkhwa.

"Ini adalah hari ketujuh dimana delegasi Indonesia melakukan misi kemanusiaan dengan memberikan pelayanan kesehatan di DHQ Hospital Charsadda dan sebuah sekolah yang menjadi lokasi pengungsian di daerah yang bernama Parang," kata Direktur Tanggap Darurat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Slamet Sugiyono, di Islamabad, Rabu.

Berdasarkan pantauan ANTARA di lokasi terlihat posko kesehatan yang didirikan delegasi Indonesia dibanjiri para korban banjir yang ingin mendapatkan pengobatan gratis.

Usia para korban banjir sangat beragam mulai bayi hingga orang tua dengan berbagai keluhan penyakit diantaranya infeksi saluran pernafasan akut, alergi kulit, diare dan penyakit mata.

Bahkan terkadang terjadi adegan dorong-mendorong antara para pasien yang ingin lebih cepat mendapatkan pelayanan kesehatan mengingat antrian yang cukup panjang.

Karena itu, kegiatan delegasi dari Indonesia mendapatkan pengawalan ketat dari pihak kepolisian setempat untuk menghindari terjadinya hal yang tidak diinginkan.

Sejak hari pertama hingga hari ketujuh, polisi berseragam hitam dengan senjata laras panjang berjaga di pintu masuk posko kesehatan yang didirikan delegasi Indonesia.

Ratusan pasien

Salah satu dokter dari Kementerian Kesehatan yang ikut dalam rombongan, dr Elida Marpaung membenarkan bahwa sejak hari pertama hingga hari ketujuh posko kesehatan yang didirikan delegasi Indonesia mendapatkan pujian tinggi dari para pengungsi.

Hal tersebut terbukti dengan banyaknya pasien yang datang untuk mendapatkan pengobatan di posko kesehatan yang didirikan tim Indonesia.

"Dalam sehari saya bisa melayani berpuluh-puluh pasien. Begitu juga dengan dokter-dokter lain yang tergabung di dalam tim reaksi cepat penanggulangan bencana asal Indonesia mereka juga bisa melayani berpuluh-puluh pasien sehingga total pasien dalam sehari mencapai ratusan orang," katanya.

Pelayanan kesehatan oleh tim kemanusiaan Indonesia akan dilakukan hingga 30 September 2010.

"Ada dua gelombang tim kemanusiaan yang akan memberikan pelayanan kesehatan bagi para korban banjir Pakistan," katanya.

Kedatangan tim gelombang tahap pertama terdiri atas 10 anggota anggota TNI, tujuh orang dokter dari Kementerian Kesehatan, satu orang dari Kementerian Luar Negeri, empat orang dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana dan satu orang dari media massa.

Tim yang membawa bermacam obat-obatan dan peralatan medis tersebut akan berada di Pakistan untuk membantu para korban banjir yang membutuhkan pelayanan kesehatan hingga 15 September.

Setelah itu pada 15 September hingga 30 September tim reaksi cepat penanggulangan bencana gelombang kedua akan datang ke Pakistan untuk melanjutkan pelayanan kesehatan.

Total keseluruhan tim adalah 45 orang, pada tahap pertama 23 orang dan tahap kedua 22 orang.
(W004/B010)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2010