Jakarta (ANTARA) - Setahun terakhir menjadi tahun yang sulit bagi Nissan Motor yang harus menanggung kerugian bersih hingga 448,7 miliar yen atau setara sekitar Rp59,2 triliun selama periode satu tahun yang berakhir 31 Maret 2021.

Kinerja setahun penuh Nissan dipengaruhi oleh pandemi COVID-19 global yang menyebabkan penurunan volume penjualan, terutama di kuartal pertama meskipun kuartal berikutnya pulih.

Perubahan iklim binis terus menjadi tantangan. Selain dampak pandemi, faktor eksternal termasuk fluktuasi nilai tukar dan kurangnya pasokan semikonduktor menekan profitabilitas perusahaan, kata Nissan dalam pernyataan resminya, dikutip Minggu.

Baca juga: Nissan fokus teknologi hemat bahan bakar dan elektrifikasi di China

Baca juga: Nissan sesuaikan produksi di Jepang pasca gempa bumi


Pada tahun fiskal 2020, pendapatan bersih konsolidasi turun menjadi 7,86 triliun yen, mengakibatkan kerugian operasional sebesar 150,7 miliar yen, yang secara signifikan meningkat dari perkiraan setahun penuh pada awal tahun fiskal, dan kerugian bersih sebesar 448,7 miliar yen.

Ini termasuk biaya yang terkait dengan restrukturisasi sebesar 61,3 miliar yen karena Nissan berfokus pada peningkatan operasional dan efisiensi untuk mengubah bisnis. Arus kas bebas untuk bisnis otomotif adalah negatif 391,0 miliar yen.

Nissan menjaga likuiditas yang cukup untuk melewati lingkungan bisnis yang menantang ini. Pada akhir tahun, kas dan setara kas untuk bisnis otomotif mencapai 1,9 triliun yen. Kas bersih otomotif adalah 636,0 miliar yen.

Pada tahun fiskal 2020, Nissan telah menunjukkan pemulihan yang stabil kuartal demi kuartal melalui penguatan basis keuangan, peningkatan biaya penjualan, dan pengurangan biaya tetap yang selanjutnya didukung oleh jajaran produk yang diperbarui.

Nissan berhasil meningkatkan penjualan selama periode yang menantang sebelumnya. Secara khusus, volume penjualan di kuartal keempat tumbuh signifikan dibandingkan kuartal ketiga.

Selain itu, Nissan membuat peningkatan penting dalam kualitas penjualan, mengoptimalkan insentif penjualan, dan mengurangi inventaris sekaligus meningkatkan pendapatan per unit, yang menghasilkan penurunan kerugian operasional yang signifikan pada kuartal keempat dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Selama periode April 2020 - Maret 2021 Nissan total telah menjual 4.198.806 unit kendaraan turun 12,4 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya yang mencapai 4.791.595 unit.

Volume ritel global Nissan untuk tahun fiskal 2021 diharapkan meningkat 8,6 persen dari tahun sebelumnya 4,4 juta unit. Nissan NEXT membuat kemajuan yang stabil, namun terdapat risiko bisnis yang berkelanjutan karena kekurangan pasokan semikonduktor dan kenaikan harga bahan baku di tahun fiskal ini.

Baca juga: Nissan jual seluruh sahamnya di Daimler

Baca juga: Krisis semikonduktor, Nissan hentikan tiga pabrik

Baca juga: Subaru akan hentikan produksi di Indiana karena kelangkaan chip
Pewarta:
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2021