Jakarta (ANTARA News) - Ikatan Persatuan Haji Indonesia dan Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia beserta pihak lain akan menyiapkan pos layanan "Aksi Peduli Lebaran 1431 H" yang bertujuan untuk memberikan kenyamanan bagi para pemudik.

"Kami akan menyediakan sejumlah pos layanan yang bisa dimanfaatkan oleh para pemudik untuk mendapatkan informasi terkait dengan arus mudik dan akan tersedia pada H-5 hingga H+5," kata Dirut Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia (LPP RRI) Parni Hadi, kepada pers di Jakarta, Kamis.

Hal tersebut dikemukakan usai dirinya menjadi pembicara dalam silaturahim pengurus Ikatan Persatuan Haji Indonesia (IPHI) dengan Media, yang juga dihadiri oleh Ketua Umum IPHI Kurdi Mustofa dan jajarannya, di Gedung RRI Jakarta.

Menurutnya, pos layanan mudik itu akan dibangun setidaknya di 10 tempat arus mudik yang berada di pelabuhan laut, bandara, terminal bis, serta tempat istirahat.

Di situ, kata Parni, pemudik bisa mendapatkan berbagai informasi arus mudik, bengkel, pijat, atau yang hanya ingin sekedar beristirahat.

Parni mengatakan, RRI selama kegiatan arus mudik meningkat akan menyiarkan berbagai informasi penting bagi para pemudik, termasuk juga kepada para tenaga kerja Indonesia (TKI) yang ingin pulang kampung untuk bertemu dengan sanak saudaranya.

"Aksi peduli Lebaran ini merupakan program kita dengan cara memberikan informasi kepada para pemudik, sehingga bisa memperoleh berbagai informasi yang diinginkan," katanya.

Kurdi Mustofa mengatakan, kerjasama IPHI dan RRI dalam menyiapkan pos layanan pemudik merupakan salah satu bentuk upaya nyata yang dilakukan kepada masyarakat untuk bisa memberikan kenyamanan kepada masyarakat.

"Kami menyambut baik adanya program kerjasama ini dan diharapkan bisa membantu para pemudik agar mendapatkan kemudahan dan kenyamanan dengan memperoleh informasi dari RRI," katanya.


Manasik

Parni mengatakan pula, khusus untuk pelayanan ibadah haji, pihaknya merencanakan menyiarkan program manasik dengan menggunakan bahasa daerah, mengingat tidak semua calon jamaah haji bisa Bahasa Indonesia.

"Itu ide lama dan sudah beberapa kali kita sampaikan ke Kementerian Agama, mudah-mudahan bisa segera terlaksana," katanya.

Menurutnya, latar belakang program manasik dalam bahasa daerah didasari tidak semua calon jamaah haji mampu berbahasa Indonesia dengan baik, sehingga justru lebih mudah memahami tata cara manasik menggunakan bahasa daerah.

"Program manasik haji bisa saja dalam bahasa Samin, atau Bahasa Bali. Kita sudah sampaikan menyampaikan keinginan ini kepada pemerintah," katanya.

Selama ini RRI sudah menyiarkan berbagai informasi mengenai haji, baik di embarkasi maupun debarkasi, juga langsung dari Arab Saudi.(*)
(T.A025/R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010