Jakarta (ANTARA) - Toyota Raize menjadi perbincangan hangat penggemar otomotif setelah Indonesia menjadi negara kedua setelah Jepang yang meluncurkan mobil berjenis compact sport utility vehicle itu pada akhir April 2021.

Pada Senin (3/9) sembilan jurnalis otomotif Indonesia mendapat kesempatan perdana untuk menjajal Toyota Raize dengan rute dalam kota, yakni Jakarta Selatan, Pantai Indah Kapuk, dan berakhir di Alam Sutera Tangerang.

ANTARA berkesempatan mencoba Raize 1.0 Turbo GR Sport CVT untuk menembus kemacetan lalulintas ibu kota. Bodinya yang kompak -- panjang 4.030 mm, lebar 1.710 mm, tinggi 1.635 mm -- membuat mobil ini begitu lincah mencari celah di jalan yang padat.

Dengan dimensi seperti itu, mobil ini juga praktis melintasi jalanan yang sempit serta tidak banyak makan tempat untuk parkir, terutama bagi Anda yang memiliki rumah dengan garasi tidak terlalu luas.

Performa Turbo
Mesin Toyota Raize. (ANTARA/HO)


Raize memakai mesin 1.000 cc 3-silinder turbo dengan pasokan tenaga 98 PS dan torsi 140 Nm yang dijodohkan transmisi CVT. Secara umum, mesin itu menghasilkan tenaga lebih besar dan lebih efisien bahan bakar.

Baca juga: Toyota Raize, harga dan spesifikasi

Dengan mesin itu Raize diklaim memiliki tenaga 98 PS pada 6.000 rpm dan torsi puncak menembus 140 Nm pada 2.400-4.000 rpm.

Saat dicoba, tenaga Raize memang terasa pada putaran bawah hingga menengah. ANTARA yang menjajal pada rpm 2.000an hingga 4.000an merasakan semburan daya dorong yang berlimpah dari mesin Raize. Hal itulah yang membuat Raize lincah di jalanan ibu kota dan sangat cocok untuk penggunaan sehari-hari.

Karakter mesin seperti itu juga cocok untuk jalanan perkotaan dengan kondisi "stop and go" yang tinggi, sebab torsi yang kuat langsung dihasilkan mesin saat putaran mesin rendah.

Ketika pedal gas ditekan maksimal, mesin juga tidak kehilangan napas misalnya saat dipacu di jalan tol. Selain putaran tengahnya memadai, penggunaan transmisi CVT juga turut memberikan rasio percepatan yang pas.

Interior lega
Interior Toyota Raize. (ANTARA/HO)


Meski bodinya kompak, Toyota Raize ternyata menyimpan ruang kabin yang lega. Jarak antar bangku depan dan belakang sejauh 900 mm menyajikan ruang kaki yang luas bagi penumpang belakang.

Sebagai SUV 5-seater, ruang bagasi Toyota Raize terbilang lega, termasuk kemudahan untuk mengatur ketinggian dek bagasi untuk memudahkan akses dan memberikan pilihan daya angkut yang lebih maksimal.

Konfigurasi kursi baris kedua juga bisa dimanfaatkan untuk membawa barang-barang yang cukup panjang dan besar, misalnya perabotan, sepeda lipat, vas bunga ukuran menengah, hingga untuk memuat beberapa koper. Jika membutuhkan ruang yang lebih besar, bangku penumpang belakang bisa dilipat hingga rata.

Terdapat 6 line up Raize, mulai dari 1.2 G M/T dan 1.2 G CVT, 1.0 Turbo G M/T, 1.0 Turbo G CVT, 1.0 Turbo GR Sport CVT, dan 1.0 Turbo GR Sport CVT TSS. Untuk tipe 1.0T mulai tersedia dan dapat dipesan sejak 30 April 2021, sementara untuk tipe 1.2 akan hadir di semester ke dua tahun ini.

Baca juga: Toyota ungkap alasan memboyong Raize ke Indonesia

Baca juga: Toyota Raize ditargetkan terjual 2000 unit


Fitur Keamanan
 
Toyota Raize menjajal hill start assist. (ANTARA/HO)


Seluruh tipe Toyota Raize sudah dilengkapi fitur keamanan berupa rem Anti-lock Braking System (ABS), Vehicle Stability Control (VSC), Hill Start Assist (HSA), Seatbelt Warning, Rear Parking Sensor, Rear Parking Camera, serta Alarm + Immobilizer.

VSC adalah salah satu fitur yang memiliki fungsi penting dalam mendeteksi dan mencegah tergelincirnya mobil pada saat melaju kencang. VSC dapat mencegah roda selip dan hilangnya traksi dengan mengurangi tenaga mesin dan menerapkan gaya pengereman secara efektif pada setiap rodanya.

Sementara HSA membantu pengemudi saat start dari posisi diam di jalan menanjak untuk menghindari risiko mobil bergerak turun. Sekarang fitur premium ini bisa dinikmati oleh pengguna Toyota Raize.

Tipe 1.2 G, 1.0T G dan 1.0T GR Sport dilengkapi dual airbags, sementara tipe 1.0T GR Sport TSS memperoleh 6-airbags (driver+passanger+side+curtain) ditambah fitur Toyota Safety Sense (TSS). Dalam daftarnya terdapat fitur Pre Collision System, Adaptive Cruise Control, Front Departure Alert, Lane Departure Assist, Pedal Missoperation Control, Rear Crossing Traffic Alert, dan Blind Spot Monitoring.

Safety Sense Toyota Raize
Toyota Raize (ANTARA/HO)


Toyota Safety Sense (TSS) pada Toyota Raize 1.0T GR Sport TSS memberikan dukungan penuh pada pengemudi untuk mengawasi kondisi sekitar dari potensi bahaya dan sigap memberikan peringatan dini.

Jika dirasa penting, sistem akan berperan aktif mencegah kecelakaan dengan melakukan koreksi, seperti memutar kemudi atau melakukan pengereman untuk menghindar dari kecelakaan fatal.

Baca juga: Ini spesifikasi dan harga Toyota Raize di Indonesia

Fitur TSS pada Toyota Raize mengikuti jejak Camry, Corolla Altis, dan Corolla Cross yang lebih dahulu memanfaatkannya.

1. Pre-Collision System

Pre-Collision System (PCS) mengandalkan sensor radar dan kamera untuk mendeteksi keberadaan obyek di depan mobil. Jika sistem melihat adanya kemungkinan tabrakan, PCS akan memperingatkan pengemudi sehingga dapat melakukan manuver menghindar. Bahkan, di saat genting andai tabrakan tidak mungkin dielakkan, sistem akan melakukan pengereman secara otomatis untuk menghindari kecelakaan.

2. Adaptive Cruise Control

Adaptive Cruise Control (ACC) merupakan pengembangan dari fitur cruise control. ACC dapat memantau keberadaan kendaraan lain di depan dan menjaga jarak aman.

Memanfaatkan kamera di depan, ACC dapat memperhitungkan dimensi kendaraan di depan dengan baik, termasuk membaca marka jalan. Apabila ada mobil lain masuk ke jalur di depan secara tiba-tiba, sistem secara otomatis akan mengurangi kecepatan atau bahkan melakukan pengereman jika dirasa jaraknya sudah tidak aman.

3. Lane Departure Alert with Steering Control

Masih mengandalkan sensor kamera, Lane Departure Alert with Steering Control (LDA) membaca marka jalan, baik yang berwarna putih maupun kuning, yang selanjutnya memberikan peringatan jika terjadi deviasi atau pergerakan mobil yang menjauh dari posisi seharusnya.

Di titik kritis, misalnya ketika pengemudi mengalami microsleep dan mobil menjauh dari jalur, LDA akan mengoreksi posisi kemudi ke posisi normal.

Namun, fitur tersebut tidak membuat pengguna boleh melepaskan tangan dari kemudi dan sistem akan memberikan peringatan bila pengemudi melakukannya. Jangan memaksakan diri untuk mengemudi kalau fisik lelah.

4. Rear Cross Traffic Allert & Blind Spot Monitor

Rear Cross Traffic Allert (RCTA) dan Blind Spot Monitor (BSM) mendeteksi kendaraan atau obyek lain yang mendekat menggunakan sensor radar, untuk selanjutnya memperingatkan pengemudi dengan suara dan konfirmasi visual.

Fitur itu bekerja sebagai ‘mata’ tambahan bagi pengemudi di area blind spot atau tidak terlihat untuk menghindari kecelakaan. RCTA efektif bekerja ketika mobil berjalan mundur saat keluar area parkir sementara BSM punya andil saat mobil pindah jalur di jalan raya.

5. Pedal Missoperation Control

Fitur Pedal Missoperation Control (PMC) memungkinkan pengaturan fungsi untuk mengurangi jumlah kecelakaan yang disebabkan oleh kesalahan penerapan pedal akselerator atau pedal gas dengan mengendalikan kecepatan mobil walaupun tidak ada penghalang.

Sistem akan menyalakan alarm peringatan dan membatasi distribusi tenaga sehingga laju mobil tertahan saat diyakini ada kesalahan dalam menekan pedal gas, terutama ketika pedal gas diinjak habis padahal dideteksi tidak ada kebutuhan untuk itu guna mereduksi potensi kecelakaan serius.
​​​​​​​
 


Baca juga: Jika pesan sekarang, kapan Toyota Raize tiba di tangan konsumen?

Baca juga: Toyota Raize 1.200cc hadir semester II 2021, harga lebih murah?

Baca juga: Deretan mobil yang hadir di Tanah Air sepanjang April 2021
Pewarta:
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2021