Chicago (ANTARA) - Emas berjangka melonjak lebih dari satu persen pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), bangkit dari kerugian selama empat hari berturut-turut, dengan reli meluas ke logam mulia lainnya karena penurunan dolar dan imbal hasil obligasi pemerintah AS meningkatkan daya tariknya.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Juni di divisi Comex New York Exchange, melonjak 24,1 dolar AS atau 1,36 persen menjadi ditutup pada 1.791,80 dolar AS per ounce. Akhir pekan lalu, Jumat (30/4), emas berjangka menyusut 60 sen AS atau 0,03 persen menjadi 1.767,70 dolar AS.

Emas berjangka terpangkas 5,6 dolar AS atau 0,32 persen menjadi 1.768,30 dolar AS pada Kamis (29/4), setelah merosot 4,9 dolar AS atau 0,28 persen menjadi 1.773,90 dolar AS pada Rabu (28/4),dan turun tipis 1,3 dolar AS atau 0,07 persen menjadi 1.778,80 dolar A pada Selasa (27/4).

"Kombinasi imbal hasil obligasi yang tetap jinak, dolar di bawah tekanan, jumlah stimulus fiskal dan moneter di pasar ini ... semua faktor itu terus mendorong harga emas dan perak lebih tinggi," kata David Meger, direktur perdagangan logam di High Ridge Futures.

Indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama saingannya tergelincir 0,3 persen, membuat emas lebih murah, sementara imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun yang menjadi acuan juga turun, mengurangi peluang kerugian memegang emas yang tanpa suku bunga.

Emas juga mendapat dukungan dari data ekonomi yang dirilis pada Senin (3/5). Indeks manufaktur dari lembaga riset Institute for Supply Management (ISM) berada di 60,7 pada April, yang berada di bawah angka 65,0 yang diperkirakan para analis.

Departemen Perdagangan AS melaporkan bahwa pengeluaran AS untuk proyek konstruksi naik 0,2 persen pada Maret ke tingkat tahunan yang disesuaikan secara musiman sebesar 1,51 triliun dolar AS. Para ekonom memperkirakan kenaikan 1,8 persen.

Emas juga menemukan beberapa dukungan ketika kasus COVID-19 di India terus meningkat. Investor sekarang menunggu angka pasar tenaga kerja pada Jumat (7/5) untuk mengukur kesehatan ekonomi AS.

Tetapi data ekonomi yang kuat juga dapat mendorong emas lebih tinggi karena itu berarti inflasi akan naik, kata Michael Matousek, kepala pedagang di Investor Global AS. Emas dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi.

"Kita perlu melihat emas naik di atas level 1.800 dolar AS dan mempertahankannya sebentar, dan kemudian bisa dilepas ke perlombaan seharga 2.000 dolar AS."

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Juli terangkat 1,09 dolar AS atau 4,2 persen menjadi ditutup pada 26,96 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli bertambah 24,9 dolar AS atau 2,07 persen menjadi ditutup pada 1.230,1 dolar AS per ounce.

 

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2021