Manado (ANTARA News) - Pertamina membantah mengurangi jatah pasokan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi, khususnya premium, di sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Sulawesi Utara (Sulut) guna dialihkan ke pertamax.

"Tidak ada unsur kesengajaan, sering kosongnya stok premium di SPBU karena kerusakan tangki premium di Depot Bitung," kata Sales Area Manager BBM Retail Pertamina Manado, Agus Taufik Harahap, di Manado, Selasa.

Agus mengatakan, kerusakan tangki tersebut menyebabkan distribusi premium dan bahan bakar minyak (BBM) lainnya terjadi gangguan dalam pekan terakhir ini.

"Rata-rata distribusi premium bersubsidi dari Depot Bitung ke sejumlah SPBU di Manado dan daerah lainnya di Sulut, saat ini mencapai 650.000 liter per hari," kata Agus.

Jumlah tersebut, kata Agus tidak dikurangi, sama banyak dengan pasokan dalam kondisi normal yang mencapai angka itu.

Penjualan pertamax, kata Agus terus bertambah berkisar 1.500 hingga 2.000 per liter, tetapi jumlah tersebut masih jauh dari target 3.000 liter per hari.

"Penjualan pertamax akan didorong bertumbuh, tetapi bukan dengan cara menekan premium, tetapi memberi kesempatan masyarakat mencoba pertamax," kata Agus.

Guna perbesar penjualan pertamax, kata Agus, maka pihak akan menambah titik pompa di sejumlah SPBU yang ada baik di Manado maupun luar kota.

Sejumlah sopir angkutan di Manado mengaku dalam beberapa hari terakhir ini sering mendapati sejumlah SPBU Kota Manado mengalami kekosongan premium.

"Karena premium kosong, maka ditawari petugas SPBU membeli pertamax dengan harga jauh lebih mahal, yakni dua kali lipat dibanding harga premium," kata Herry Udung, sopir rute pusat kota- paal dua Manado.

Harga premium di Manado untuk bersubsidi hanya Rp4.500 per liter, sedangkan pertamax dijual Rp9.200 per liter, harga tersebut disesuaikan setiap dua pekan sekali.
(ANT/P003)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010