Ini adalah langkah strategis untuk mencetak sapi unggul yang diproduksi rakyat dan dapat duplikasi di berbagai daerah.
Jakarta (ANTARA) - Bengkel Sapi Kalijeruk Yogyakarta dinilai dapat mendorong produksi sapi unggul rakyat untuk mendukung kemandirian dan ketahanan pangan nasional.

Asisten Staf Khusus Wakil Presiden RI Guntur Subagja Mahardika mengapresiasi inovasi yang dilakukan Prof Dr Ali Agus dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta dengan mengembangkan bengkel sapi untuk melayani peternak sapi dan industri.

"Ini adalah langkah strategis untuk mencetak sapi unggul yang diproduksi rakyat dan dapat duplikasi di berbagai daerah,"ujarnya melalui keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu.

Baca juga: Banyuwangi jadi percontohan pengembangan sapi ras baru

Sebelumnya Guntur Subagja bersama guru besar ekonomi kerakyatan Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof Dr Gunawan Sumodiningrat mengunjungi Bengkel Sapi Kalijeruk, di Widodomartani, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta.

Dekan Fakultas Peternakan UGM Prof Ali Agus membuka bengkel sapi untuk mengedukasi dan melayani peternak sapi dengan teknologi.

"Kami mengambil sapi-sapi petani yang kurus dan kami tangani me nadi sapi sehat, gemuk, dan unggul," ujar Ali Agus.

Ratusan sapi dirawat di Bengkel Sapi Kalijeruk, dan setelah pulih dikembalikan kepada petani yang juga diberi pelatihan beternak sapi yang baik.

Sapi yang berada di kandang adalah sapi-sapi kurus dan tidak tumbuh dengan baik yang sebelumnya pertumbuhan ADG (Average Daily Gain) di bawah 1 kilogram bisa tumbuh hingga 3 kilogram per hari setelah diterapi di bengkel sapi.

Baca juga: Alasan Erick Thohir berencana beli peternakan sapi di Belgia terungkap

Menurut Ali Agus, bengkel sapi adalah satu model merekondisi sapi-sapi atau ternak lainnya yang rusak (tidak sehat), kurus, menjadi sapi yang sehat dan unggul.

"Penyebab utamanya umumnya adalah di pakan, peternak banyak tidak memahami pakan,"ujarnya.

Treatment yang dilakukan Bengkel Sapi Kalijeruk adalah dengan menciptakan booster untuk menyehatkan dan memacu nafsu makan sapi. Bengkel juga menyiapkan saus burger sapi, yang menjadi konsumsi sapi-sapi yang sedang direkondisi.

Menurut Guntur Subagja program bengkel sapi dapat mendorong kemandirian dan ketahanan pangan nasional, khususnya dalam meningkatkan produksi sapi unggul nasional.

Sementara itu Guru besar FEB UGM Prof Gunawan Sumodiningrat menilai program bengkel sapi dapat menjadi model yang bisa diterapkan di berbagai daerah.

"Ini harus dikembangkan ke berbagai daerah dengan pendampingan," ujarnya.

Bengkel Sapi Kalijeruk dikelola oleh para tenaga profesional muda dari UGM dan lulusan perguruan tinggi lainnya, sehingga dapat menjadi sarana magang dan pelatihan berbagai kampus.

"Kami menyiapkan sekolah peternakan untuk melahirkan peternak-peternak hebat," ungkap Ali Agus yang juga Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) DI Yogyakarta tersebut.

Prof Ali Agus juga mengembangkan pembiakan dan penggemukan sapi lokal dan sapi dari luar negeri, seperti Simental, Belgian Blue, Brangus dan lainnya. "Sapi-sapi ini bisa mencapai berat satu ton,"katanya.

Pewarta: Subagyo
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2021