Goma (ANTARA News) - Pemberontak Kongo menyandera seorang pilot berkebangsaan India, Sabtu, ketika mereka menyerang satu pesawat di pangkalan udara terpencil di daerah tambang timah di provinsi Kivu Utara di negeri itu, kata beberapa pejabat militer dan tambang.

Jenderal Angkatan Darat Kongo Bqigwa Dieudonne Amuli mengatakan pemberontak Hutu Rwanda FDLR bertanggung jawab atas serangan itu di Walikale. Goma Express, yang pesawatnya diserang, mengatakan seorang rekan pilot tersebut --yang berkebangsaan Rusia-- meloloskan diri dan menerbangkan pesawat itu kembali ke Goma, ibukota provinsi tersebut yang berada 150 kilometer jauhnya, dan membawa seorang warganegara Kongo yang cedera.

Pangkalan udara tersebut seringkali digunakan untuk mengeskport kasiterit, bijih timah yang sebagian diduga digunakan oleh kelompok bersenjata dalam konflik yang berkecamuk di bagian timur Republik Demokratik Kongo (DRC).

"FDLR menyerang satu pesawat dengan bantuan milisi Mai Mai Sheka. Kami akan memburu pemberontak di dalam hutan," kata Amuli.

"Mereka mengambil uang dan ko-pilot pesawat itu," ia menambahkan. Dikatakannya, uang sebanyak 60.000 dolar AS telah dibawa kabur.

Pedro Kadogi, Direktur Goma Express, mengkonfirmasi kejadian itu dan mengatakan pesawat tersebut telah dijarah sebelum kembali ke Goma. Ia menyatakan pasokan, dan bukan uang, telah ada di pesawat itu.

"Semua orang menyelamatkan diri dari tempat tersebut ke dalam semak dan ko-pilot telah disandera," katanya. "Setelah dua jam, pilot berkebangsaan Rusia panik dan menolak untuk menunggu dan menerbangkan pesawat kembali ke Goma."

Sebanyak 15 pesawat setiap hari mendarat di pangkalan udara Walikale untuk mengeksport berton-ton kasiterit dari tambang Bisie jauh di dalam hutan. (*)

Reuters/C003

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010