Jakarta (ANTARA News) - Ketua DPP Partai Amanat Nasional (PAN) Bara Hasibuan mengatakan pihaknya akan bertemu dengan tujuh parpol kecil untuk membahas konfederasi yang digagas PAN.

"Malam ini kita akan bertemu di Crowne Hotel," katanya kepada ANTARA di Jakarta, Rabu.

Ketujuh partai politik tersebut adalah Partai Demokrasi Pembaruan (PDP), Partai Nasional Banteng Kemerdekaan (PNBK), Partai Pelopor, Partai Patriot, Partai Indonesia Baru (PIB), Partai Persatuan Daerah (PPD), Partai Matahari Terbit (PMB), Partai Penegak Demokrasi Indonesia (PPDI).

Ketujuh partai politik tersebut dalam pemilu 2009 total suara yang diraih mencapai 3,37 persen.

Ia mengatakan, pertemuan itu untuk membahas lebih lanjut gagasan konfederasi partai politik yang digulirkan oleh pihaknya. Sehingga bila kesepakatan terwujud maka PAN berharap mendapatkan tambahan perolehan suara di pemilu 2014 nanti.

Sementara itu sebelumnya, Sekretaris Jenderal Partai Matahari Bangsa (PMB) Ahmad Rofiq mengatakan, pihaknya menjajaki konfederasi dengan Partai Amanat Nasional (PAN).

"Konfederasi PAN merupakan salah satu titik poin kita, saat ini sedang melakukan penjajakan strategis dan melakukan komunikasi," katanya saat dihubungi ANTARA, Selasa (13/7).

PAN telah merencanakan akan melakukan pendekatan terhadap partai politik kecil yang tidak bisa menempatkan anggotanya di Parlemen.

Ketua DPP PAN Bima Arya Sugiharto mengatakan, pihaknya serius dalam membentuk konfederasi partai politik guna menghadapi pemilu 2014.

Menurut catatan, perolehan suara dalam pemilu terus menurun. PAN pada pemilu 1999 mencapai 7,2 persen, namun pada 2004 suara PAN menurun menjadi 6,8 persen dan pada 2009 kembali menurun menjadi 6,1 persen.

Menurut Peneliti Senior LSI Burhanuddin Muhtadi, pada pemilu 2009 kemarin setidaknya terdapat 20 persen suara yang dimiliki partai-partai kecil tersebut hilang karena tidak memenuhi syarat parliamentary threshold.

Para pengamat menilai gagasan PAN dengan konfederasi partai politik menjadi alternatif bagi penyederhanaan partai politik di Indonesia.

Banyaknya partai politik dinilai para pengamat mengakibatkan sistem presidensial berjalan tidak efektif. Hal ini karena multipartai yang terbentuk di parlemen tidak sesuai dengan bentuk sistem presidensial yang mengharapkan politik yang lebih stabil.

Pengamat UGM Hasrul Hanif mengatakan, dengan adanya konfederasi diharapkan sistem kepartaian menjadi lebih sederhana, namun di sisi lain masih mampu mengakomodir beragam artikulasi kepentingan politik masyarakat Indonesia yang plural.(*)

(T.M041/R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010