Bekasi (ANTARA News) - Manajemen PT Kereta Api stasiun Kota Bekasi Jabar kesulitan menertibkan penumpang yang berada di atas gerbong kereta meski sudah berkali-kali menghimbau dan bahkan memberikan tindakan berupa denda kepada mereka.

"Kita sudah himbau, ingatkan dan bahkan memasang baliho bahaya berada di atas gerbong, namun setiap hari masih ditemui penumpang berada diatas gerbong terutama saat jam masuk sekolah dan kantor," ujar kepala cabang PT KA Stasiun Bekasi, Eman Sulaeman, di Bekasi, Selasa.

Pihaknya sudah berkali-kali melakukan razia terhadap penumpang yang berada di atas gerbong serta disambungan lokomotif. Razia ternyata tidak cukup ampuh untuk menghilangkan kebiasaan di atas gerbong itu.

Petugas di stasiun menurut Eman seringkali meneriaki agar penumpang di atas gerbong masuk ke dalam lokomotif, tapi setelah kereta jalan mereka kembali naik keatas gerbong.

Penumpang yang berada di atas gerbong, sulit untuk ditagih karcisnya oleh petugas karena selain membahayakan mereka juga kurang riskan melakukan pengecekan diatas gerbong.

"Akhirnya penumpang di atas gerbong tersebut tidak terkontrol apakah punya karcis atau tidak. Kemungkinan mereka memang ingin sampai ketempat tujuan tanpa membayar," ujarnya.

Penumpang kereta yang berada di atas gerbong biasanya naik dari berbagai stasiun seperti Lemah Abang, Tambun dan Kranji dengan tujuan Kota Bekasi ataupun Jakarta.

Kadang dalam satu rangkaian kereta, penumpang yang berada di atas gerbong mencapai jumlah seratusan orang dan mereka menikmati berada di atas gerbong meski bahaya setiap saat mengancam jiwanya.

Di sisi lain ia juga menyesalkan masih adanya baut dan kabel ada yang hilang di perlintasan kereta api di Kota Bekasi.

Setiap malam petugas kita mengontrol lintasan kereta dan mengganti kekurangan baut bila ditemukan.

Terhadap kabel yang hilang, menurut Eman akan berdampak pada sistem sinyal otomatis yang tidak berubah warnanya. Biasanya kalau aman sinyal menampilkan warna hijau, kuning untuk hati-hati dan merah berhenti.

"Kalau kabel dicuri warna sinyal akan selalu merah hingga mengganggu kelancaran kereta api dan dan keselamatan penumpang. Kabel berperan dalam penyambungna arus massa," ujarnya.

Akibat kekurangan baut, menurut Eman, lebar spur akan berubah sehingga ketika dilewati kereta akan anjlok.

Baut dan kabel yang dicuri itu kemungkinan dijual kiloan dengan harga relatif murah sementara dampak yang ditimbulkannya mengakibatkan terjadinya kecelakaan yang berpotensi menimbulkan korban jiwa.

Eman mengaku tidak tahu motif pencurian itu apakah sekedar memenuhi kebutuhan ekonomi atau lainnya. "Yang jelas perbuatan itu sangat merugikan tidak hanya bagi pihak PT. Kereta Api tapi juga penumpang dan keterlambatan pemberangkatan kereta," katanya.

Untuk melakukan pengawasan ada sekitar 30 petugas yang melakukan patroli setiap malam dan berakhir saat kereta pertama di rel tersebut akan lewat.(*)
(T.M027/R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010