Bogor (ANTARA News) - Dua relawan Organisasi kegawatdaruratan kesehatan, Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) Indonesia, yakni Nur Fitri Moeslim Taher dan dr Arief Rachman dijadwalkan kembali ke tanah air hari ini setelah mengikuti misi kemanusiaan "Flotilla to Gaza".

Anggota Presidium MER-C Indonesia dr Joserizal Jurnalis, Sp.BO saat menghubungi ANTARA, Sabtu, menjelaskan bahwa Nur Fitri --yang karib disapa Upi--akan tiba dengan pesawat Turkish Air dari Istanbul pada pukul 17.25 WIB, sedangkan Arief Rachman dengan pesawat Qatar Airways.

"Keduanya pulang setelah ikut dalam misi kemanusiaan untuk membantu rakyat Palestina di Jalur Gaza bersama komunitas sipil berbagai negara, meski misi itu kemudian mendapat serangan oleh tentara zionis Israel pada 31 Mei 2010," katanya.

MER-C Indonesia, mengirim empat relawan dan satu jurnalis, yakni Nur Fitri Moeslim Taher selaku ketua tim dengan anggota dr Arief Rachman, Abdillah Onim, Nur Ikhwan Abadi, serta wartawan TV One Muhammad Yasin.

Mereka ikut dalam misi bersama kelompok sipil dunia lainnya pada aksi yang digagas IHH (Insani Yardim Vakfi), salah satu organisasi HAM dan kemanusiaan terbesar di Turki yang bermarkas di Istanbul.

Joserizal juga menjelaskan bahwa MER-C Indonesia baru saja ditawari oleh Bulan Sabit Merah Iran untuk misi pelayaran kemanusiaan membantu masyarakat Gaza, Palestina yang terus diblokade Israel.

"Alhamdulillah Bulan Sabit Merah Iran mau bekerja sama. Mereka akan kirim kapal, kita (MER-C dan Voice of Palestine/VOP) ditawarkan untuk ikut (misi pelayaran kemanusiaan ke Gaza)," katanya.

Ia baru saja pulang dari Teheran untuk berkoordinasi dengan pihak terkait di sana mengenai rencana Iran mengirim kapal bantuan ke Gaza. Iran, katanya, juga menganjurkan kepada negara dengan mayoritas penduduk Muslim untuk bisa berperan serta mengirim kapal dari negara masing-masing.

"Tentu, anjuran tersebut kita sambut baik," katanya.

Ia menjelaskan, ada dua misi MER-C Indonesia dalam isu Gaza, pertama kampanye pembukaan blokade pelayaran dan mengadukan Israel ke Komisi Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa Bangsa di Jenewa, serta mendesak pemerintah Indonesia mengadukan Israel ke Mahkamah Kejahatan Antarbangsa di Brussel.

Sedangkan misi kedua, atau yang utama adalah mendirikan Rumah Sakit (RS) Indonesia di Gaza, yang telah lama dirintis bersama antara masayarakat dan pemerintah Indonesia.

Misi membangun RS Indonesia di Gaza itu, berawal dari misi tim bantuan kemanusiaan asal Indonesia yang membawa bantuan obat-obatan dari pemerintah dan rakyat Indonesia untuk warga Gaza, Palestina, akhir tahun 2008 hingga awal 2009.

(T.A035/Z002/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010