Solo (ANTARA News) - Kontingen DKI Jakarta menjuarai Festival Seni Sakral Hindu Pertama, di Surakarta, 15-17 Juni 2010.

Kontingen DKI Jakarta sebagai juara pertama meraih nilai 347,8, diikuti juara kedua dan ketiga masing-masing Kontingen Nusa Tenggara Barat (NTB) dengan nilai 332,22, dan Banteng 322,34.

Festival yang berakhir pada Kamis, diikuti sepuluh kontingen, dan setiap kontingen beranggotakan 50 orang yang terdiri warga dan seniman Hindu. Mereka berasal dari Bali, Jakarta, Makassar, Palembang, Lombok, dan daerah lain.

Pada acara penutupan festival di Pendopo Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta, Jawa Tengah, diumumkan pula para juara harapan.

Juara harapan pertama Kontingen Daerah Istimewa Yogyakarta (nilai 321,96), dan juara harapan kedua dan ketiga adalah Jawa Tengah (320,28), dan Jawa Timur (317).

Dirjen Bimas Hindu IBG Yudha Triguna mengatakan dalam festival ini terjadi beberapa kejutan. Pertama, kejutan karena respon masyarakat Surakarta yang demikian tinggi saat berlangsung karnaval.

Kejutan kedua, menurut dia, pihaknya tidak menduga ada beberapa kontingen yang persiapannya sangat singkat, tetapi mampu menunjukkan kebolehannya dalam festival tersebut.

"Ada kontingen yang persiapannya hanya sepekan, tetapi bisa berprestasi. Padahal, untuk ikut kegiatan ini idealnya butuh waktu persiapan tiga bulan," katanya.

Ia merasa malu bahwa dukungan pemerintah dalam kegiatan ini masih terlalu kecil, khususnya dalam segi pendanaan. Pemerintah belum mampu memberi bantuan untuk membeli konstum baru.

"Ini merupakan dukungan masyarakat dan masing-masing pemerintah daerah sangat tinggi," katanya.

Tri Guna mengatakan, usai kegiatan ini banyak pihak yang meminta agar festival itu diselenggarakan dua tahun sekali. "Bahkan ada yang meminta setahun sekali," katanya.

Menurut dia, keinginan tersebut merupakan modal semangat yang harus dipelihara untuk membina umat.

Usai menutup festival ini, Dirjen Bimas Hindu menyerahkan barong kepada Rektor ISI Surakarta Prof Dr T Slamet Suparmo MS sebagai tanda agar seni sakral tersebut dapat dipelajari dan dikembangkan para generasi muda, khususnya mahasiswa.

Festival Seni Sakral Hindu untuk yang pertama kalinya digelar di Solo itu, bertujuan mempererat komunikasi antarumat Hindu di seluruh tanah air.

Selama festival berlangsung, 15-17 Juni 2010, selain menampilkan tari sakral agama Hindu dari sepuluh daerah di tanah air, juga digelar karnaval yang mempertontonkan kebudayaan daerah dari masing-masing peserta.

Sekitar 500 peserta berpartisipasi dalam festival spektakuler ini. Mereka dari Lampung, Sumatera Selatan, Daerah Istimewa Yogyakarta, Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Banten, Bali, dan Nusa Tenggara Barat.

Rencananya festival ini akan diadakan setiap tiga tahun sekali, dengan lokasi berpindah-pindah. (*)

E001/M008

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010