Jakarta (ANTARA News) - Pengunjung yang menyaksikan aksi mentalist Deddy Corbuzier bertahan dalam ruangan es selama 11 jam dalam acara bertajuk "frozen in time" membludak dan mengeluhkan kenaikan tarif bermain ice skating yang hampir dua kali lipat  di arena ice skating lantai 3 mall taman anggrek Jakarta.

"Aksinya keren dan saya baru pertama kali nonton ini dan belum pernah ada  sesuatu yang luar biasa seperti ini tapi tarif mainnya jadi naik dua kali lipat," kata mahasiswa Trisakti program pertukaran pelajar asal malaysia jurusan  polymer engineering University Malaysia Muhammad Ahnaf di Jakarta, Jumat.
 
Ahnaf mengatakan bahwa dirinya sering bermain ice skating dan hari ini tarifnya beda, naik dua kali lipat. "Saya biasanya menunjukan kartu mahasiswa dapat diskon 40 persen dan hanya bayar 23 ribu sedangkan kalau normal tarifnya 33 ribu," katanya.

Namun dengan adanya aksi spektakuler dari Deddy Corbuzier, tarif permainan ice skating naik menjadi Rp42 ribu untuk dua jam permainan. Selain itu pihak pengelola tidak memberlakukan tarif diskon bagi mahasiswa untuk hari ini padahal biasanya dapat diskon dan jamnya bebas.

Nur Nadia, rekan Ahnaf dari Malaysia juga mengungkapkan bahwa aksi bertahan di ruangan es bersuhu minus 20 derajat merupakan sesuatu yang ekstrem.

"Di Malaysia dulu ada seorang wanita yang bertahan dalam ruangan penuh kala jengking selama 24 jam di negara saya," kata Nadia menceritakan aksi yang juga menegangkan di negaranya.

Acara "frozen in time" digelar dalam rangka menyambut pembukaan perhelatan akbar FIFA World Cup 2010 Afrika Selatan, dalam aksinya kali ini sang mentalist mencoba bertahan di dalam kubah es selama 11 jam.

Deddy masuk ke ruang es bersegi tujuh itu sejak pukul 07.00 pagi. Ia berhasil mengakhiri aksinya dengan keluar dari ruangan berangka besi dengan 10 susun balok es itu pada pukul 18.3 WIB.

Meski terlihat menggigil ketika keluar dari balok es itu, ia tetap melangkah mantap dengan sebuah kotak prediksi berisi nama tim pemenang Piala Dunia 2010.
(yud/B010)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2010