Jakarta (ANTARA) - Industri modifikasi tanah air tidak kehilangan cara untuk tetap berkarya di tengah wabah COVID-19, karena para "seniman otomotif" itu ikut memanfaatkan teknologi digital untuk mempertahankan dan memperluas bisnisnya.

Hal itu sejalan dengan upaya Kementerian Perindustrian (Kemenperin) yang ingin mendorong industri otomotif di berbagai sektor, termasuk modifikasi, yang mengedepankan penggunaan komponen dalam negeri.

Untuk itu, pemerintah juga menggandeng Asosiasi Modifikasi Aftermarket Indonesia (National Modificator & Aftermarket Association/NMAA) untuk menggerakkan industri kreatif di bidang otomotif, dengan harapan meningkatkan kreativitas, inovasi, serta memacu perkembangan sektor komponen kendaraan berbasis sumber daya lokal, terutama yang berskala industri kecil menengah (IKM).

Baca juga: Jurus menggerakkan industri otomotif lewat modifikasi

Baca juga: Menperin harapkan IMX dongkrak minat otomotif anak muda

"NMAA menjalin kerja sama baik dengan Pemerintah RI, melalui Kementerian Perindustrian. Kami didukung secara simultan melalui berbagai program, salah satunya standar kompetensi modifikator yang hampir rampung di Kemenperin," kata Andre Mulyadi selaku pendiri NMAA kepada ANTARA, Rabu.

"NMAA melihat pandemi tidak menjadi halangan bagi industri aftermarket dan modifkasi untuk terus berkembang," kata Andre. "Industri modifikasi ini sangat dinamis, diliat dari para pelakunya yang sangat kreatif, mereka beralih cepat dengan membuat produk yang bahkan bisa dikreasikan sendiri (DIY) juga masuk ke berbagai platform e-commerce."

Pelaku IKM otomotif harus cepat beradaptasi dan berinovasi dengan dunia digital karena ruang kreasi modifikator yang biasanya digelar pada pameran otomotif, kini tidak bisa diselenggarakan karena pandemi COVID-19.

Untuk itu, Andre mengatakan bahwa NMAA telah menggelar berbagai solusi event digital untuk mendorong industri otomotif tetap berkarya selama pandemi, dan didukung oleh Kemenperin RI.

Dia juga mengatakan bahwa event virtual pertama yang digelar pada 2020 berhasil mendapatkan sambutan dan kejutan, salah satunya adalah inovasi pengembangan Alat Mekanis Mutiguna Perdesaan (AMMDes), melalui AMMDes Digimodz 2020.

"AMMDes merupakan alat multifungsi yang bisa membantu hampir semua pekerjaan dan kebutuhan mekanis masyarakat perdesaan. (AMMDes) Memiliki TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri) mencapai lebih dari 40 persen dan diproduksi langsung di dalam negeri," kata Direktur Jenderal Industri Logam Mesin Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin, Taufiek Bawazier.

Andre juga mengatakan bahwa gelaran yang dihelat digital justru dapat meraup segmen konsumen yang lebih luas karena pada event IMX 2020 berhasil mendatangkan 27 ribu visitor.

"Ini lebih dahsyat, bahkan jika dibanding dengan event offline," jelas dia.

Ia juga mengatakan bahwa gelaran modifikasi digital tidak membatasi jangkauan pengguna, yakni dari seluruh Indonesia bisa menyaksikan, bukan hanya pengunjung dari wilayah Jabodetabek.

"Hampir seluruh provinsi menonton dan membeli tiket IMX, sekitar 4 persen malah dari overseas. Kami melihat ini justru peluang, industri ini belajar banyak justru dari pandemi," ucap dia.

Atas pencapaian itu, NMAA akan terus bekerja sama dengan pemerintah untuk mendorong kemajuan industri modifikasi.

"Setiap tahun selalu partnership dengan pemerintah. Tahun ini juga kami ada, tapi kita belum bisa sampaikan karena masih on the way," terang dia.

Baca juga: Siasat industri modifikasi bertahan di tengah pandemi
Pewarta:
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2021