Jakarta (ANTARA) - Renault Samsung Motors Corp, mengatakan segera mengurangi jumlah gaji karyawan dan para eksekutif karena perusahaan telah memasuki "kondisi darurat" karena pandemi COVID-19.

Unit Renault S.A. Korea Selatan mengalami penurunan penjualan yang drastis sebagai dampak pandemi, serta kurangnya model baru yang mengakibatkan berkurangnya jumlah produksi dan penjualan.

"Perusahaan berencana untuk memangkas jumlah eksekutif sebesar 40 persen dan pemangkasan gaji sebesar 20 persen mulai Januari," kata seorang juru bicara melalui telepon. yang dikutip dari Kantor Berita Yonhap, Jumat.

Baca juga: Renault siapkan dua van baru untuk tahun depan

Baca juga: Renault akan alih fungsikan pabrik mereka di Flins


Perusahaan juga dikabarkan akan menawarkan program pensiun dini kepada karyawan.

Renault Samsung melaporkan kerugian operasi untuk pertama kalinya dalam delapan tahun tahun terakhir karena penjualannya turun 35 persen menjadi 116.166 kendaraan dari 177.450 unit tahun sebelumnya.

Penjualan domestiknya naik 11 persen menjadi 95.939 unit dari 86.859 pada periode yang sama, tetapi ekspor turun 78 persen menjadi 20.227 mobil dari 90.591 karena perusahaan menghentikan produksi SUV Nissan Rogue di pabrik Busan pada Maret tahun lalu.

Selain itu, mereka juga menangguhkan operasi pabrik satu-satunya di Busan, 450 kilometer tenggara Seoul, selama 25 September- 18 Oktober, serta beberapa hari di bulan November dan Desember.

Perusahaan mengharapkan rencana ekspor SUV XM3 ke Eropa tahun ini akan membantu meningkatkan penjualan yang lesu. Perusahaan telah mulai memproduksi XM3 di Busan untuk penjualan lokal pada bulan September.

Jajaran penumpang yang dibuat perusahaan itu antara lain SM3 Z.E. sedan, sedan SM6, SUV XM3, dan SUV QM6.

Baca juga: Penjualan Renault Samsung ambruk di Desember 2020

Baca juga: Renault Zoe hadir dengan fitur baru di Inggris

Baca juga: Renault Zoe mobil listrik terlaris di Eropa
Pewarta:
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2021