Jakarta (ANTARA News) - Ketua bidang Media dan Informasi Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam, Bambang M Fajar, atasnama organisasinya mengecam sejumlah kejadian pengeroyokan atas kadernya di beberapa daerah, termasuk pemukulan terhadap seorang kadernya di Jambi, baru-baru ini.

"Berbagai tindak kekerasan harus segera diakhiri. Begitu juga aksi represifitas aparat Kepolisian versus mahasiswa yang menyuarakan anti korupsi," tegasnya kepada ANTARA di Jakarta, Minggu malam.

Dia menunjuk kasus di Kota Makassar (penyerbuan aparat ke markas mahasiswa), dan kemudian yang masih belum tuntas penyelesaiannya di Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi, juga di sejumlah tempat lain.

Khusus di Jambi, menurutnya, hal itu berawal dari adanya aksi unjuk rasa HMI Cabang Bangko yang menuntut pengusutan kasus penyalahgunaan dana alokasi khusus (DAK) di Dinas Pendidikan setempat.

"Setelah satu jam berorasi di depan Kejaksaan Negeri Merangin, massa masuk ke dalam gedung untuk menemui Kajari. Itu terjadi karena kedatangan dan aksi orasi tidak direspon, sehingga kawan-kawan mau datang menemui Kajari," ungkapnya mengutip rekannya Syamsul badri, Ketua Umum HMI Cabang Bangko.

Usaha massa HMI itu kemudian dihalangi sejumlah petugas Kejaksaan Negeri.

"Tidak lama kemudian, Syamsul Badri ditarik ke belakang, terus dipukul sekitar 15 orang dari Kepolisian sampai mukanya memar-memar," ujar Bambang M Fajar.

Cara-cara kekerasan seperti ini, menurutnya, tidak boleh dibiarkan berlanjut.

"Kapolri harus benar-benar tegas dan serius menindak anak buahnya yang sering menghadapi masyarakat seperti musuh. Kami mengecam keras tindakan represif aparat itu, dan menuntut Kapolri segara mengambil langkah tegas," tandas Bambang M Fajar. (M036/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010