Jakarta (ANTARA) - Teknologi 5G yang akan segera tiba dalam waktu dekat membuat banyak pabrikan berusaha mengadopsi teknologi tersebut untuk kemudahan sehari-hari, mulai untuk pekerjaan, hiburan, hingga mobilitas (otomotif).

Teknologi "vehicle-to-vehicle" (V2V/kendaraan-ke-kendaraan) menjadi salah satu yang digadang-gadang bisa mengadopsi kelebihan 5G untuk mobil pintar di masa depan. Namun, bagaimana dengan Indonesia?

Perusahaan teknologi Ericsson berpendapat bahwa hal tersebut sangat mungkin terjadi di Indonesia, apabila 5G sudah tersedia, diikuti dengan kesiapan pabrikan otomotif dan regulasi di Tanah Air.

"Masih banyak riset dan studi yang dijalani di sektor otomotif (untuk 5G dan V2V). 5G punya kapasitas dan kecepatan yang mumpuni dan tinggi. Dengan konektivitas tersebut, bukan hal yang tidak mungkin Indonesia bisa mengadopsi hal itu," ujar Country Head Ericsson Indonesia, Jerry Soper beberapa waktu lalu.

"Jika perusahaan otomotif bisa segera mengadaptasi dan berinovasi dengan teknologi baru seperti 5G, sangat mungkin. Mengingat 5G akan segera tersedia di Indonesia," ujarnya melanjutkan.

Baca juga: VW-Renault akan pelopori penggunaan WiFi 5G pada mobil

Baca juga: KIA siapkan mobil konsep terkoneksi jaringan 5G


Sebagai informasi, V2V adalah teknologi yang memungkinkan kendaraan untuk bertukar informasi secara nirkabel tentang kecepatan, lokasi, dan arahnya.

Teknologi di balik komunikasi V2V memungkinkan kendaraan untuk menyiarkan dan menerima pesan omni-directional (hingga 10 kali per detik), menciptakan "kesadaran" 360 derajat terhadap kendaraan lain di sekitar, menurut Badan Keselamatan Jalan Raya Amerika Serikat (NHTSA).

Kendaraan yang dilengkapi dengan perangkat lunak yang sesuai (atau aplikasi keselamatan) dapat menggunakan pesan dari kendaraan di sekitarnya untuk menentukan potensi ancaman tabrakan.

Teknologi kemudian dapat menggunakan peringatan visual, taktil, dan suara atau kombinasi dari peringatan ini; untuk memperingatkan pengemudi. Peringatan ini memungkinkan pengemudi mengambil tindakan untuk menghindari crash.

Pesan komunikasi V2V ini memiliki jangkauan lebih dari 300 meter dan dapat mendeteksi bahaya yang dikaburkan oleh lalu lintas, medan, atau cuaca.

Komunikasi V2V memperluas dan meningkatkan sistem penghindaran tabrakan yang tersedia saat ini yang menggunakan radar dan kamera untuk mendeteksi ancaman tabrakan dan menghindari kecelakaan.

Menurut NHTSA, kendaraan yang dapat menggunakan teknologi komunikasi V2V berkisar dari mobil dan truk hingga bus dan sepeda motor.

Bahkan, sepeda dan pejalan kaki juga diprediksi dapat memanfaatkan teknologi komunikasi V2V untuk meningkatkan visibilitas mereka kepada pengendara.

Baca juga: Tsinghua University luncurkan mobil lab COVID-19 berbasis 5G

Baca juga: 5G Huawei bakal hadir di 18 merek mobil

Baca juga: Samsung kembangkan jaringan 5G untuk mobil terhubung
Pewarta:
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2020