Semarang (ANTARA News) - Kandidat Rektor Universitas Diponegoro Semarang, Prof Arief Hidayat, menyatakan bakal menyelenggarakan mata kuliah pendidikan Pancasila di seluruh fakultas, jika dirinya terpilih.

"Sesuai Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional, mata kuliah pendidikan Pancasila diintegrasikan dengan pendidikan kewarganegaraan (PKn), padahal keduanya berbeda," katanya di Semarang, Kamis.

Menurut Arief yang juga Dekan Fakultas Hukum (FH) Undip itu, banyak perguruan tinggi yang akhirnya hanya mengajarkan mata kuliah PKn, termasuk Undip, tetapi tidak demikian dengan perkuliahan di FH Undip.

"Kami tetap menyelenggarakan mata kuliah pendidikan Pancasila dan filsafat Pancasila dalam perkuliahan, mengingat Pancasila adalah ideologi bangsa yang harus ditanamkan kepada generasi muda," katanya.

Secara substansial keduanya berbeda, kata dia, pendidikan Pancasila lebih berupa penanaman nilai-nilai luhur dan moralitas, sedangkan PKN adalah pendidikan bela negara yang bersifat implementatif.

"Negara-negara lain saja memasukkan pembelajaran ideologi yang dianutnya dalam kurikulum pembelajaran, mengapa Pancasila yang menjadi ideologi Indonesia justru tidak diajarkan secara spesifik," katanya.

Penanaman Pancasila kepada generasi muda sangatlah penting, lanjut dia, mengingat banyak peristiwa yang akhir-akhir ini terjadi justru tidak mencerminkan nilai-nilai luhur dan moralitas bangsa Indonesia.

"Di samping PKn, Pendidikan Pancasila tetap harus diberikan secara khusus sebagai mata kuliah tersendiri, mengingat pentingnya kuliah itu terhadap pemahaman pluralitas dan kebhinnekaan," katanya.

Ditanya motivasinya maju dalam pemilihan Rektor Undip periode 2010-2014, Arief mengaku ingin mewujudkan Undip menjadi kampus merakyat yang terpandang di tingkat nasional dan internasional.

Berbeda dengan Arief, kandidat rektor Undip lainnya Prof Sudharto P. Hadi justru mengandalkan program-program untuk mewujudkan Undip menjadi kampus hijau, asri, dan berwawasan lingkungan.

"Undip harus menjadi rumah yang nyaman bagi siapa saja, baik mahasiswa, dosen, dan masyarakat, untuk mewujudkan hal itu dibutuhkan kemampuan mengelola lingkungan yang ramah, asri, dan hijau," katanya.

Menurut dia, keberadaan lingkungan yang asri sangat memengaruhi keberlangsungan proses pembelajaran, dan diharapkan dapat memacu tumbuhnya berbagai komunitas-komunitas penelitian yang handal.

"Para civitas akademika Undip tentunya akan merasa memiliki kampusnya dan menganggapnya sebagai rumah sendiri, apalagi Undip memiliki berbagai fakultas yang harus dikelola secara baik," katanya.

Sudharto yang juga Ketua Program Doktor Ilmu Lingkungan Undip itu mengatakan motivasinya maju dalam pencalonan rektor itu didasari rasa pengabdian terhadap Undip dan keinginan membuatnya menjadi lebih baik.

Selain Arief dan Sudharto, Pemilihan Rektor Undip periode 2010-2014 juga diikuti dua kandidat lain, yakni Prof Susilo Wibowo (Rektor Undip sekarang) dan Prof Supriharyono, Kepala Pusat Penelitian Lingkungan Hidup Undip.(*)

(U.KR-ZLS/R009)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010