Seoul (ANTARA News) - Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-Il memerintahkan pasukan dan organisasi sipil untuk siaga perang setelah Korea Selatan (Korsel) menuduh Pyongyang bertanggung jawab atas penenggelaman kapal perangnya, kata sekelompok pembelot, Selasa.

Solidaritas Intelektual Korea Utara (NKIS) yang berbasis di Seoul mengatakan sikap siaga telah diperintahkan pada Kamis malam lalu, hari saat tim penyidik multinasional di Seoul mengumumkan hasil temuan dari tenggelamnya Cheonan (26/3).

Badan Inteligen Nasional Korsel mengatakan sedang memeriksa hasil laporan dari kelompok pembelot.

Korut menyangkal keterlibatan dari tenggelam kapal perang Cheonan dengan kehilangan nyawa 46 orang. Mereka menyatakan tuduhan tersebut telah dipersiapkan oleh Amerika Serikat dan Korsel untuk menyulutkan konflik.

Negara komunis tersebut mengancam akan berperang dengan kekuatan penuh sebagai reaksi dari segala gerakan reaktif akibat dari insiden tersebut.

NKIS mengatakan Wakil Menteri Pertahanan Nasional O Kuk-Ryol mengumumkan perintah siaga perang melalui saluran radio tertentu.

"Amerika dan Korsel dalam api dendam akan melawan kita dengan menghubungkan kami dengan insiden Cheonan. Ini konspirasi dari Amerika, Jepang dan Korsel guna mengisolasi dan membunuh kami," kata NKIS mengutip perkataan menteri pertahanan, berdasarkan sumber di Korut.

Narasumber telah dikutip mengatakan bahwa partai berkuasa memerintahkan organisasi-organisasi untuk melakukan demonstrasi massal dengan slogan "(membayar) dendam dengan dendam, perang dengan perang".

Anggota Badan Keamanan dan pasukan cadangan telah diperintahkan untuk mengenakan seragam untuk meningkatkan semangat, kata narasumber.

Kim Dae-Sung, pemimpin dari NKIS, mengatakan bahwa pemakaian seragam adalah keharusan dan perintah siaga perang untuk warga publik.

"Sumber kami mengatakan bahwa rakyat merasa tidak aman disebabkan oleh siaran tersebut," katanya kepada wartawan AFP.

AFP/KR-IFB/H-AK

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010