Bandung (ANTARA News) - Kehendak mayoritas peserta Kongres ke-2 Partai Demokrat (PD) untuk memilih Ketua Umum periode 2010-2015 Sabtu malam urung terjadi, demi menghindari perdebatan panas yang berkepanjangan dan dikhawatirkan memicu konflik.

Padahal, pada Sabtu sore telah berlangsung voting untuk mengubah jadwal, dan dimenangkan oleh mayoritas yang menghendaki pemilihan ketua umum DPP Partai Demokrat dimajukan sehari (dari jadwal awal Minggu, 23 Mei).

Dalam voting tersebut, 372 peserta menghendaki pemilihan ketua umum dipercepat, sebagaimana diatur dalam opsi B, mengalahkan mereka yang memilih opsi A (130 orang), yakni tetap sesuai jadwal.

Tetapi pada kenyataannya, Kongres ke-2 PD di hari kedua selesai lebih awal, yaitu pukul 22.00 WIB. Sebab, pemilihan ketua umum DPP PD tetap digelar Minggu (23/5) pagi, walaupun memang dilaksanakan mendahului pembahasan AD ART.

Beberapa kader menyebut, proses voting mengenai apakah jadwal pemilihan ketua umum dimajukan, sesungguhnya telah bisa mengekspresikan peta kekuatan tiga kubu yang bersaing memperebutkan posisi ketua umum.

Mereka mengungkapkan, 372 peserta Kongres ke-2 PD itu (yang memilih Opsi B, yakni memajukan pemilihan ketua umum) mayoritasnya berasal dari pendukung Anas Urbaningrum dan Marzuki Alie.

Sementara mereka yang menghendaki tetap sesuai jadwal semula, yakni pemilihan ketua umum dilaksanakan sesudah pembahasan AD ART, yakni 130 orang, dianggap dari kubu Andi Malarangeng.

SBY ditetapkan Minggu

Pada Sabtu malam itu, kongres yang digelar di `Mason Pine Hotel`, Padalarang, Bandung Barat, Jawa Barat, hanya diisi rapat pleno tentang pembacaan laporan pertanggungjawaban Ketua Umum Partai Demokrat periode 2005-2010, Hadi Utomo, dan diterima semua peserta.

Sesudah itu, jalannya sidang sempat hampir mengalami `deadlock` (jalan buntu) sebagaimana ini terjadi pada sore hari sebelumnya.

Perdebatan yang nyaris memicu `deadlock` kali ini tetap masih berputar pada prioritas pengambilan suara untuk pemilihan ketua umum atau penyusunan AD ART.

Selain soal jadwal (pertukaran waktu pelaksanaan pemilihan ketua umum dan pembahasan AD ART), suasana panas juga terjadi ketika pembahasan Tata Tertib, khususnya menyangkut pasal tentang ketua umum tidak boleh rangkap jabatan.

Namun, dua hal itu akhirnya bisa selesai, setelah para pihak yang berseteru memilih solusi menghilangkan pasal tersebut.

"Ketiga kandidat tetap bisa maju, tidak ada masalah dengan jabatan-jabatan mereka. Itu kan logikanya," kata salah satu kader dan sekaligus pendiri PD, Hencky Luntungan kepada ANTARA.

Ketiga kandidat ketua umum PD dimaksud, masing-masing Anas Urbaningrum, Marzuki Alie dan Andi Mallarangeng.

Pada hari ketiga kongres, Minggu (23/5) pagi, juga ada agenda khusus, yakni penetapan Susilo Bambang Yudhoyono yang tetap sebagai Ketua Dewan Pembina (Wanbin).

Sesudah sidang itu, barulah dilanjutkan dengan pemilihan ketua umum DPP PD periode 2010-2015.

"Mengenai sistem pemilihan ketua umum, hingga kini masih diperdebatkan para kandidat, apakah dilakukan dengan cara aklamasi atau voting," kata Hencky Luntungan lagi.(*)

(M036/Z002/R009)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010