Jakarta (ANTARA News) - Kandidat Ketua Umum Partai Demokrat Marzuki Alie mempertanyakan manfaat penggunaan sistem "e-voting" (pemungutan suara secara elektronik) dalam pemilihan Ketua Umum Partai Demokrat pada kongres di Bandung, 21-23 Mei.

"Harus dipahami pemanfaatan alat elektronik itu untuk apa. Alat elektronik itu bisa saja digunakan jika pemilihan dan penghitungan secara manual jelas-jelas membutuhkan waktu lama," kata Marzuki melalui telepon seluler, Kamis petang.

Dia menjelaskan, jika jumlah pemilihnya sedikit hanya 500 orang, maka penggunaan alat elektronik itu kurang memberikan manfaat karena penghitungan juga bisa dilakukan secara manual.

"Penghitungan suara menggunakan alat elektronik jika jumlah pemilihnya sangat banyak dan memakan waktu lama," katanya.

Marzuki juga mempertanyakan apakah "e-voting" menjamin pemilihan berlangsung bebas dan rahasia.

"Penggunaan alat elektronik itu perlu diuji dulu sebelum digunakan pada pemilihan ketua umum, apakah benar-benar memenuhi unsur langsung, umum, bebas, dan rahasia," katanya.

Senada dengan Marzuki, Ketua Tim Pemenangan Anas Urbaningrum Ahmad Mubarok menilai "e-voting" hanya diperlukan untuk menghitung pemilih yang jumlahnya sangat banyak, misalnhya pemilu legislatif atau pemilu presiden.

"Kalau hanya menghitung 500 pemilih, tidak perlu menggunakan "e-voting," tegasnya sambil mengatakan "print out" (bukti) e-voting tidak menjamin kerahasiaan dan berpotensi terjadi politik uang.

Wakil Ketua Umum Partai Demokrat ini mengusulkan pemilihan ketua umum dilakukan secara manual saja karena lebih sederhana dan lebih menjamin kerahasiaan.

R024/U002/AR09

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010