Jakarta (ANTARA News) - Anggota Fraksi Partai Demokrat DPR Radityo Gambiro mengatakan, Ketua DPR Marzuki Alie tidak perlu merasa "kebakaran jenggot" jika memang tidak melakukan politik uang dalam proses pemilihan ketua umum menjelang kongres partai tersebut.

"Saya minta maaf kalau ada yang tersinggung dengan pernyataan saya. Tetapi saya jadi bingung kenapa tiba-tiba Marzuki Alie `kebakaran jenggot`. Kalau memang tidak melakukan politik uang tak perlu begitu," kata Radityo Gambiro pada diskusi terbatas "Menuju Kongres Partai Demokrat Yang Demokratis: Demokrat Buat Semua, Semua Buat Demokrat" di Jakarta, Selasa.

Pernyataan Radityo diungkapkan ketika ditanyakan soal pernyataan Marzuki Alie terkait dugaan politik uang.

Sebelumnya Radityo menyatakan mendengar adanya dugaan politik uang dalam proses pemilihan ketua umum Partai Demokrat yang akan diselenggarakan pada kongres II di Bandung.

Atas pernyataan Radityo tersebut, Marzuki Alie langsung bereaksi keras karena merasa difitnah dan meminta agar pernyataan tersebut ditarik kembali.

Radityo menjelaskan bahwa ia tidak pernah menuduh maupun menyebutkan nama siapa pelaku politik uang.

"Saya tak pernah sebutkan nama. Saya hanya menjawab pertanyaan wartawan. Jadi saya justru heran ada reaksi keras itu," ujar salah satu Ketua DPP Partai Demokrat itu.

Menurut Radityo, dalam jawabannya ia hanya menyatakan memang mendengar dari DPC soal dugaan politik uang. Namun, hal itu belum bisa dibuktikan.

"Tapi soal minta maaf, sebagai umat muslim saya minta maaf jika ada kesalahan," kata Radityo.

Namun Radityo mengaku tidak pernah bermaksud untuk memfitnah siapapun juga.

Radityo menjelaskan bahwa sangat sulit untuk membuktikan adanya politik uang. Kalaupun ada, belum tentu dilakukan secara langsung tetapi bisa saja melalui tim pemenangan atau orang lain.

"Saya hanya membenarkan kemungkinan itu. Kemungkinan iming-iming tertentu bisa saja terjadi, tetapi belum terjadi politik uang itu. Jadi DPC-DPC jangan tergoda janji-janji manis," kata Radityo

Sementara tim pemenangan Andi Mallarangeng bidang kominfo Panangian Simanungkalit mengatakan, kemungkinan politik uang bisa saja terjadi.

"Logikanya mana mungkin pengusaha atau siapapun yang berkepentingan membiarkan partai sebesar PD. Karena mereka ingin amankan bisnisnya. Ini saat untuk investasi," kata Panangian.

Namun Panangian mengingatkan pesan Ketua Dewan Pembina SBY agar jangan ada politik uang.

"Kalau sekedar ongkos politik boleh. Tetapi kalau memberikan iming-iming dan berikan sesuatu di luar kewajaran maka itu bahaya. Akan mengajarkan budaya politik uang," kata Panangian.

Sementara pengamat politik Mohammad Qodari mengaku belum mengetahui adanya dugaan politik uang. Qodari mengaku belum pernah melakukan penelitian mengenai persoalan politik uang di PD ini.

"Saya agak susah ketahui detail ada tidaknya politik uang. Biasanya politik uang baru bisa diketahui setelah konggres. Nanti ketahuan biasanya," kata Direktur Eksekutif Indo Barometer itu.

Namun Qodari mengatakan selama Ketua dewan Pembina PD SBY masih ada maka masih bisa dikontrol.

"Garantor utamanya kan SBY. Selama SBY masih ada saya kira tak akan berani," katanya.
(J004/B010)

Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2010