Jakarta (ANTARA) - Director of Communications BMW Group Indonesia, Jodie O’tania mengatakan bahwa semakin berkembangnya persaingan industri kendaraan listrik di Indonesia, akan membuat produsen otomotif menjadi tumbuh lebih kreatif.

"Kompetitor itu memang harus ada. Jadi, membuat kami lebih kreatif karena ada persaingan di situ. Kalau ngomong kendaraan listrik, kami dari tahun 2014 sudah mulai. Sampai saat ini kami punya varian dari mulai hybrid sampai full listrik," ungkap Jodie di Jakarta, Selasa (1/12).

Dia juga mendukung, dengan lebih banyaknya pemain kendaraan listrik di Tanah Air akan mempercepat pembangunan infrastruktur yang akan menyokong keperluan kendaraan listrik beredar di Indonesia.

"Bahkan kami mendukung kalau semakin banyak pemain di pasar kendaraan listrik di Indonesia. Kenapa? karena semakin banyak pemainnya, infrastrukturnya akan semakin ready, mulai charging station, kemudian benefit," kata dia.

Baca juga: BMW On Tour hadir dalam format online dan offline, simak jadwalnya

Baca juga: BMW hadirkan edisi spesial 520i M Sport & MINI John Cooper Works GP

Saat ini, penantang baru untuk kendaraan listrik murni datang dari merek mewah Toyota, yakni Lexus yang menghadirkan Lexus UX 300e beberapa waktu yang lalu.

Berbicara kendaraan listrik, untuk meningkatkan gairah konsumen perlu adanya benefit lebih yang didapat dari konsumen kendaraan listrik itu sendiri yang saat ini memang marketnya belum terbentuk seperti di negara-negara lain.

"Benefit itu kan paling penting ya, karena sekarang itu marketnya kendaraan listrik itu belum terbentuk. Jadi dengan adanya insentif, misalnya nih, mungkin kan ganjil genap sudah. Mungkin ke depannya bisa jalan tol bisa gratis untuk kendaraan listrik atau parkir juga bisa gratis," ucap dia.

Tidak hanya untuk kendaraan full listrik, kendaraan ramah lingkungan lainnya seperti kendaraan plug-in hybrid atau hybrid yang memang dapat menjadi acuan konsumen untuk mau menggunakan kendaraan yang lebih ramah lingkungan juga mendapatkan insentif lebih.

"Mungkin ke depannya bisa juga berlaku untuk kendaraan PHEV. PHEV juga kan karena itu menjadi salah satu entry-level untuk kendaraan listrik. Kan kalau orang mau coba biasanya mereka enggak langsung yang full listrik biasanya mereka coba hybrid dulu atau PHEV. Nah itu benefit 0 persen juga mungkin bisa diberikan untuk PHEV," kata dia.

"Kemudian parkir (khusus). Dulu sih sudah sempat dicanangkan, tapi sekarang kayaknya sudah pada hilang deh di mal. Karena dulu itu biasanya ada parkir khusus untuk kendaraan listrik," tambah dia.

Selain pemerintah yang harus menyediakan fasilitas dan keperluan untuk keperluan kendaraan listrik dapat berkembang di Indonesia, para produsen juga harus mempersiapkan infrastruktur mulai dari sumber daya manusia hingga pelayanan after sales yang menjadi bagian penting.

"Peran ATPM juga penting, mereka harus harus menyiapkan banyak. Mulai dari staf yang memang bisa menangani high voltage, kemudian infrastruktur di after sales itu juga harus disiapkan dulu. jadi memang banyak sekali tuh regulasinya prosedur pendaftarannya," kata dia.

Baca juga: BMW Grup Indonesia luncurkan mobil listrik tahun depan
Pewarta:
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2020