Kuala Lumpur (ANTARA News) - Sekjen PB PBSI Yacob Rusdianto meminta maaf atas kegagalan tim Indonesia membawa pulang Piala Thomas.

"Saya minta maaf kepada seluruh pecinta bulu tangkis di Indonesia karena belum bisa membawa pulang Piala Thomas," ujar Yacob setelah Indonesia kalah 0-3 dari China pada final Piala Thomas di Putra Stadium, Bukit Jalil, Kuala Lumpur, Malaysia, Minggu.

Meski kalah, Yacob mengaku puas dengan penampilan pemain Indonesia karena kemenangan China tidak diperoleh dengan mudah.

"Saya lihat sendiri pemain China tidak mudah meraih poin bahkan harus meraih kemenangan melalui rubber game," katanya.

Ketika ditanya apakah kekalahan tersebut disebabkan karena Sony Dwi Kuncoro tidak tampil, Yacob memastikan bahwa main tidaknya Sony tidak terlalu berpengaruh.

"Saya rasa ada tidaknya Sony kekuatan tim akan sama. Kekalahan ini harus diterima dengan lapang dada, dan akan diteliti apa yang menjadi penyebab sakitnya, itu prioritas kami," paparnya.

Sempurna
Sementara itu manajer tim China Li Yongbo menilai keberhasilan mereka memenangkan Piala Thomas keempat kalinya berturut-turut adalah sesuatu yang sempurna.

"Semua pemain dalam tim memberikan permainan yang terbaik," kata Yongbo.

Soal keberhasilan ganda pertama mereka Fu Haifeng/Cai Yun, Yongbo mengatakan sejak kalah di Olimpiade Beijing pasangan tersebut melakukan persiapan yang cukup untuk menghadapi Piala Thomas.

Selain itu, sebagai ganda veteran, pasangan itu mempunyai pengalaman untuk mengatasi tekanan.

Kemenangan tersebut membuat tim China memenangi Piala Thomas keempatkalinya berturut-turut sejak 2004.

Berikut ini hasil pertandingan final Piala Thomas antara Indonesia melawan China:
  • Tunggal pertama: Taufik Hidayat v Lin Dan 7-21, 14-21
  • Ganda pertama: Markis Kido/Hendra Setiawan v Fu Haifeng/Cai Yun 23-25, 21-16, 12-21
  • Tunggal kedua: Simon Santoso v Chen Jin 21-19, 17-21, 7-21
  • Ganda kedua: Nova Widianto/Alvent Yulianto v Guo Zhendong/Xu Chen (tidak dipertandingkan)
  • Tunggal ketiga: Dionysius Hayom Rumbaka v Bao Chunlai (tidak dipertandingkan)
(F005/A038)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010