Jakarta, 16/4 (ANTARA) - Cloud Computing memiliki potensi besar sekali di Indonesia, demikian menurut Prof. Richardus Eko Indrajit dari ID-SIRTII (http://www.idsirtii.or.id/) dalam panel diskusi yang diselenggarakan oleh Kaspersky Lab, salah satu pemimpin dalam sekuriti di Internet, di Jakarta. Ada beberapa alasan, antara lain, ada jutaan UKM di Indonesia. Para UKM ini tidak memiliki sumber daya yang mencukupi untuk membeli, memelihara dan mengamankan sistem informasi mereka sendiri. Dengan Cloud Computing, mereka cukup menyewa layanan dari penyedia di Cloud. Pendekatan ini menghilangkan kebutuhan akan Capital Expenditure (Capex), yaitu investasi awal yang sangat memberatkan UKM. Capex dikonversi menjadi Operational Expenditure (Opex), yang lebih mudah dikelola. Pada waktu yang sama, penyedia jasa Software as a Service (SaaS) yang tersedia di Cloud akan dapat menawarkan harga yang sangat rendah karena economies of scale. "Semakin banyak yang ikut menggunakan, semakin baik," jelas Eko Indrajit.

     Selain itu, menurut dia, Cloud Computing juga menarik, karena bisnis-bisnis tidak lagi perlu dipusingkan oleh kompleksitas teknologi. UKM dan juga korporat bisa mentransfer risiko mereka ke pihak ke tiga, yaitu penyedia jasa di Cloud Computing. Mereka juga tidak perlu memusingkan masalah teknologi yang kadaluwarsa sebelum Return on Investment (ROI) tercapai.

     Namun, Cloud Computing juga membawa banyak risiko. Eko mengajukan sejumlah pertanyaan, seperti misalnya siapa yang berada di Cloud itu? Siapa yang mengelola para partisipan di Cloud? Siapa yang bertanggung jawab untuk masalah liability? Bagaimana aturan main di dalam Cloud, yang melibatkan beberapa pihak? Bagaimana model pengelolaan database dan informasi di Cloud?

     Secara spesifik, calon pemakai jasa-jasa Cloud harus bertanya, bagaimana data mereka dilindungi? Bagaimana penyedia jasa mengatasi celah-celah ancaman (vulnerabilities)? Bagaimana masalah gempuran dan pengeksploitasian ditekan? Eko mengingatkan, sebuah rantai tidak lebih kuat dari mata rantai yang paling lemah. Oleh sebab itu, Security di Cloud adalah security semua pemakai jasa Cloud.

     Pada saat yang bersamaan, Magnus Kalkuhl, Senior Virus Analyst, Global Research and Analysis Team, Kaspersky Lab, mengatakan bahwa disadari atau tidak, kita semua telah menggunakan Cloud di banyak aktifitas keseharian kita, terutama mengirimkan dan menerima email dengan menggunakan Web mail.

     Agar aman di Cloud, perusahaan harus benar-benar yakin bahwa penyedia jasa tidak hanya menjanjikan keamanan, tetapi juga harus membuktikannya.

     Sementara semua orang begitu antusias tentang Cloud, mereka harus benar-benar memperhitungkan kemungkinan kegagalan di Cloud karena Cloud berada di Internet dan Internet bisa saja gagal. Apa yang dilakukan jika Internet mengalami kegagalan? "Apakah Anda mempunyai backup system atau Anda hanya menunggu hingga Internet membereskan lagi layanannya?" tantangnya.

     Kebebasan untuk berpindah-pindah dari penyedia layanan yang satu ke yang lainnya juga sangat penting, karena pengguna memiliki kebebasan untuk beralih ke penyedia yang dipercaya. Jika penyedia layanan tidak handal, tidak dapat dipercaya dan memakan biaya tinggi ataupun sulit untuk melakukan perubahan, maka pengguna akan terperangkap dalam sistem yang tidak handal dan beresiko. Magnus mengingatkan pentingnya faktor kepercayaan. "Orang membutuhkan tingkat kepercayaan khusus ketika mereka ingin menggunakan layanan yang ditawarkan oleh Cloud." Itulah sebabnya sangat penting bagi pengguna perorangan atau perusahaan dalam menggunakan layanan yang terpercaya dari penyedia yang handal, terutama penyedia keamanan yang terpercaya.

Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2010