"Jika memungkinkan, UMP tersebut juga berlaku bagi pekerja `outsourcing` (lepas)," sarannya menjawab ANTARA Banjarmasin, Selasa, berkaitan dengan aksi mogok petugas kebersihan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ulin.
Aksi mogok petugas kebersihan RSUD Ulin Banjarmasin sebanyak 135 orang, Senin (19/4), menuntut kenaikan upah mereka, yang sekurang-kurangnya sesuai dengan UMP Kalsel 2010 yaitu sebesar Rp1.024.250/bulan.
Karena upah petugas kebersihan rumah sakit milik pemerintah provinsi (Pemprov) Kalsel yang kini menuju status sebagai Badan Layanan Umum (BLU) itu, hanya Rp450.000/bulan atau masih jauh di bawah UMP setempat, baik pada 2009 yaitu Rp975.000/bulan maupun 2010.
Menanggapi persoalan tersebut, alumnus fakultas kedokteran yang banting stir ke dunia politik itu, menyatakan, turut prihatin atas upah petugas kebersihan RSUD Ulin yang berstatus lepas, karena menerima upahnya cuma Rp450.000/bulan, jauh dari cukup untuk keperluan keluarga/rumah tangga.
Namun wakil rakyat dari PKS itu, menyatakan, belum bisa berbuat banyak atas tuntutan petugas kebersihan rumah sakit satu-satunya terbesar milik pemprov Kalsel saat ini.
"Kita atau Komisi IV DPRD Kalsel yang juga membidangi ketenaga kerjaan serta kesehatan belum bisa berbuat banyak persoalan yang terjadi terhadap petugas kebersihan RSUD Ulin, kecuali mempelajari terlebih dahulu atas perjanjian atau kontrak kerja," tandasnya.
Menurut dia, persoalan upah petugas kebersihan tersebut sebaiknya dibicarakan dengan baik melalui musyawarah antara persatuan pekerja itu dan pihak RSUD Ulin serta perusahaan penyalur tenaga kerja.
"Untuk memfasilitasi permusyawaratan buat penyelesaian masalah itu, terlebih dahulu bisa melalui Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Banjarmasin, sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku, tak mesti langsung ke Disnaker dan Teransmigrasi Kalsel," demikian Jazuli.
Seiring dengan aksi mogok pada Senin (19/4), para petugas kebersihan RSUD Ulin Banjarmasin juga mendatangi Disnakertrans Kalsel, untuk minta bantuan penyelesaian permasalahan upah mereka. (SHN/K004)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010
