Mumbai (ANTARA News) - Di tengah suka cita peluncuran iPad buatan Apple dan naik terusnya popularitas perkakas digital lainnya, ada tantangan untuk meneguhkan kisah-kisah roman atau percintaan yang dicetak dalam buku-buku (novel), demikian kepala perusahaan penerbit terkemuka dunia, Penguin.

iPad, jembatan yang menghubungan ponsel pintar dan komputer pangku, telah membantu menguatkan pasar komputer tablet yang diperkirakan tumbuh sampai sekitar 50 juta unit hingga tahun 2014, dan dengannya pula pasar buku elektronik (e-book) yang selama ini sulit didongkrak menjadi semakin meluas.

Sebegitu jauh, penerbit buku seperti Penguin yang dimiliki Pearson, telah berjuang mencari model online yang bisa sukses memasarkan baik konten buku maupun menarik hasrat konsumen membeli buku, kata John Makinson di sela lawatannya ke India.

Kehadiran iPad membuat para penerbit buku mendapatkan peluang baru untuk memperoleh hak penerbitan elektronik mereka dan menguatkan posisi tawar mereka, andai iPad berubah menjadi pesaing nyata bagi Kindle milik Amazon.

"Alat digital berlayar lebar telah membuka kesempatan yang luas kepada kami, yaitu peluang untuk berinteraktif dengan pembaca dan di seputar jejaring sosial, " kata Makinson.

"Ada peluang yang tidak hanya untuk bidang pemasaran, namun juga konten yang sebenarnya dan materi baru (tulisan)," tambahnya.

Itu tidak hanya membidik para pembaca muda usia yang tertarik aplikasi yang keren itu dan daya interaktif lebih luas yang berkumpul di alat-alat digital, tetapi juga pembaca usia tua yang menyukai kemampuan aplikasi canggih itu, misal, memperbesar tampilan jenis huruf (font), kata Makinson lagi.

Di samping ada potensi sangat besar di India, pasar telekomunikasi nirkabel tercepat berkembang di dunia yang memiliki lebih dari satu miliar pelanggan komunikasi mobile ini, meningkatknya tingkat melek penduduk adalah juga berarti ketertarikan pada koran, majalah dan buku, menjadi tetap kuat.

Penguin yang adalah perusahaan penerbitan internasional pertama yang menerbitkan buku dalam bahasa-bahasa India termasuk Hindi dan Marathi, bergairah membidik peluang itu, kata Makinson.

"Produk cetak tetap memiliki masa depan sangat baik di India," kata Makinson yang meluncurkan penerbit baru di India, Shobhaa De Books, yang mencetak memoar para pesohor, fiksi picisan dan biografi yang khusus membidik gaya hidup serta film, yang dipilihkan oleh penulis sekaligus mantan ratu kecantikan Shobhaa De.

Orang seringkali membandingkan industri buku dengan industri musik di mana penjualan digital mengambilalih penjualan via CD, padahal ada hubungan emosional dengan buku, kata Makinson, yang alumnus Sastra Inggris dan Sejarah pada Universitas Cambridge, serta memulai karirnya sebagai jurnalis.

"Kami perlu tetap menekankan diri pada hubungan emosional pembaca dengan buku. Adalah tetap penting menghadirkan sebuah buku berdesain bagus dan dicetak indah, yang cantik ketika dipajang di rak, dan menjadi hadiah menarik bagi sang teman," katanya.

"Dan tantangannya adalah tidak merusak pemandangan inti pesan bahwa itu tetaplah buku. Definisi buku itu sendiri adalah dirangkai untuk perubahan, namun ada tradisi di dalamnya, yaitu kisah roman yang harus dipertahankan," kata Makinson. (*)

Reuters/Jafar Sidik

Oleh
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010