Jakarta (ANTARA News) - Manusia tidak terlepas dari segi kebaikan dan kekurangannya, orang harus selalu berfikir dan menilai orang lain dari segi positifnya apalagi hal tersebut demi kebaikan dan sesuatu yang lebih besar dan berguna dalam masyarakat.

Melalui Komjen Pol Susno Duadji, mantan Kepala Bareskrim Mabes Polri, terungkap antara lain kasus kejahatan perpajakan terungkap. Ialah ibarat sebagai "sapu pembersih". Semula orang mempertanyakan, karena hampir tiap-tiap tahun pajak tanah dan rumah naik, tapi hasilnya kok hanya itu-itu saja. Dan ternyata ada permainan dalam pungutan perpajakan.

Susno Duadji adalah orang desa yang jujur seperti halnya petani nenek moyangnya. Saat ini dia adalah satu-satunya orang yang berani mengungkap skandal perpajakan pada aparat Kepolisian, Perpajakan, Kejaksaan dan Kehakiman dan hal tersebut akan sangat besar pengaruhnya terhadap penerimaan pajak selanjutnya.

Oleh karena itu hendaknya Mabes Polri khususnya Kapolri secara sportif menerima maksud baik pengungkapan yang dilakukan Susno Duadji, suatu hal yang positif walaupun pait dan menyakitkan serta sekali-kali jangan dianggap tindakan tersebut sebagai pengkhianatan terhadap institusi Kepolisian karena itu Susno Duadji harus dilindungi.

Berikanlah kesempatan untuk berbicara dan mengungkapkan apa yang sebenarnya. Demikian pula pers dan media massa diharapkan tidak terlalu membesar-besarkan masalah ini, sehingga membuat masyarakat mengecap atau menilai Kepolisian sebagai aparat hukum yang tidak bersih, pemberitaan harus bertanggung jawab mana yang perlu diberitakan dan mana yang tidak.


Jujur dan bersih

Percayalah masih lebih banyak personil Kepolisian yang jujur dan bersih. Presiden hendaknya segera mengambil alih polemik ini, agar segera selesai masalahnya dan tidak berlarut-larut. Hal tersebut karena Kepolisian dibawah langsung pada Presiden.

Selanjutnya disarankan hendaknya Kepolisian dibawah suatu departemen agar ada yang mengawasi tidak lepas kendali seperti saat ini, dapat dibawah Dephan kembali, demi kelancaran dan koordinasi tugasnya, dapat ke Depdagri sesuai wilayah kekuasaan/ tugasnya atau pada Kementerian Depkumham sesuai dengan tugas dan fungsi kepolisiannya.

Sekali lagi Susno Duadji adalah "pahlawan kejujuran" yang telah berani mengorbankan dirinya sendiri demi bersihnya suatu institusi penegak hukum, karena itu janganlah terlalu dipojokkan dan dicari-cari kesalahannya dan kelemahannya, sehingga agar dapat nantinya dibuat contoh pada yang lain untuk berbuat jujur, benar adalah benar salah adalah salah.

Selain itu juga wartawan dan media massa diharapkan berfikir dan bertindak yang positif, serta bertanggung jawab. Untuk apa mengungkap-ngungkap aib seseorang dan institusi, akhirnya hanya akan membuat ketidakpercayaan serta kebencian masyarakat dan wibawa negara. Marilah kita mawas diri, apakah kita juga mau diperlakukan seperti itu?

Pikiran dan tindakan kita harus bertujuan demi kebaikan kita semua. Kita ciptakan negeri ini "Tata tentram saling asah, saling asuh berdasar cinta kasih bersama", kembali pada norma dan budaya nenek moyang kita dahulu.

Dengan berita pencekalan Susno Duadji akhir-akhir ini agaknya tindakan Kapolri terlalu berlebihan apabila hanya menyangkut disiplin, janganlah Kepolisian menggunakan kekuasaannya pada Susno Duadji (walaupun mungkin Susno Duadji pernah melakukan hal tersebut sewaktu menjabat) dan sekali-kali jangan melakukan upaya pencekalan yang berakhir dengan penahanan tersebut, sebagai suatu usaha membungkam Susno Duadji.

Memang peribahasa mengatakan "nila setitik rusak susu sebelanga" tetapi kebalikannya kita harus selalu berfikir dan berbuat bahwa "tawas setitik bersihlah air sebelanga".

Akhirnya kita harus belajar dari sejarah, apabila tidak mau jadi pelaku sejarah. Jangan sampai karena jujur menjadi kujur (tambah sengsara).

* Ketua LBH Purnawirawan TNI dan Polri.
(Ant/AD/R009)

Oleh Oleh Anindyo Darmanto,SH*
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010