Bojonegoro (ANTARA News) - Kontak Tani Nelayan dan Andalan (KTNA) Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, mendesak satgas Bulog Divisi Regional (Divre) Wilayah III Bojonegoro melakukan pembelian gabah dan beras petani secara langsung.

"Tidak hanya itu, bulog harus berani menegur kontraktor, sebab kenyataannya harga gabah di tingkat petani, saat ini sangat rendah," kata Ketua KTNA Kabupaten Bojonegoro, Sarif Usman, di Bojonegoro, Minggu.

Dari hasil pantauan di lapangan, harga gabah di tingkat petani, masih tetap saja tidak berubah sejak dua pekan terakhir yakni Rp2.000 per kilogram gabah kering panen (GKP).

Itupun, lanjutnya, masih dilakukan pemotongan atau rapaksi 10 sampai dengan 15 persen sehingga bersih harga gabah yang diterima petani hanya Rp1.700 per kilogram GKP.

"Sudah harga jauh dari standar, secara bersamaan Pemerintah menaikkan harga pupuk, ini memberatkan petani," katanya dengan nada prihatin.

Berdasarkan Inpres No. 7 tahun 2009, yang menetapkan harga gabah Rp2.640,00 per kilogram GKP. Menurut ia, seharusnya kalau saja kualitas gabah yang dihasilkan para petani di Bojonegoro, kadar airnya rendah atau kualitasnya memenuhi syarat inpres tersebut, tidak seharusnya harganya terlalu jatuh.

Karena itu, dia mendesak, Bulog harus secepatnya turun melakukan pembelian gabah dan beras di tingkat petani, untuk mencegah semakin jatuhnya harga. Di lain pihak, Bulog juga harus berani menegur atau memberikan sanksi kepada kontraktor yang bermitra di dalam pengadaan gabah dan beras.

Sementara itu, seorang pedagang beras di Bojonegoro, Sakim menyatakan, harga beras hasil panenan baru, turun menjadi Rp4.200 per kilogram di tingkat pedagang yang sebelumnya sempat mencapai Rp4.800 per kilogram.

Dia memperkirakan, harga beras tersebut akan cenderung turun, sebab panen di daerah Tuban dan Bojonegoro, akan semakin meluas. "Bertahan saja sulit, kalau turun jelas sudah pasti," katanya.

Pertimbangannya, katanya, para pedagang mengeluhkan pemasukkan gabah atau beras di gudang pembelian kualitasnya semakin ketat, dengan alasan sebagai persyaratan memenuhi standar yang ditetapkan.

Data di Bulog Divre Wilayah III Bojonegoro, di wilayah Bojonegoro, prognosa pembelian gabah dan beras, pada musim panen 2001 ini, mencapai 30.000 ton setara beras. Sedangkan gabah dan beras yang sudah dibeli dari kontraktor, baru mencapai 11.300 ton setara beras.
(T.KR-SAS/B013/P003)

Pewarta:
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010