Malang (ANTARA News) - Lima orang aktivis ProFauna Indonesia bakal beraksi dengan bergelantungan di atas pohon kawasan hutan Cangar Kota Batu, Jawa Timur, untuk menyelamatkan hutan yang semakin kritis.

Koordinator pengaman hutan ProFauna Indonesia Tadius Nursidi, Senin, mengatakan, aksi bergelantungan di atas pohon dengan membawa banner tersebut untuk mengingatkan sekaligus mendesak pemerintah agar segera melakukan tindakan kongkrit bagi penyelamatan hutan dan ekosistemnya.

Aksi para aktivis ProFauna Indonesia yang bergelantungan di atas pohon dan melibatkan masyarakat sekitarnya tersebut akan digelar Rabu (7/4) di kawasan Hutan Cangar yang berada di Kota Batu.

"Kami melihat kondisi hutan kita semakin lama semakin kritis dan itu berpengaruh buruk terhadap satwa liar dan dilindungi yang selama ini hidup `damai` di kawasan hutan tersebut," katanya.

Menurut dia, jika dihitung secara konservatif dengan laju deforestasi yang stabil, saat ini di Pulau Jawa terjadi pengurangan jumlah hutan selama kurun waktu 2007-2010 mencapai 10.000 hektare. Kondisi itu menjadi ancaman serius bagi masyarakat dan satwa langka yang ada di hutan Pulau Jawa.

Berdasarkan perhitungan yang dilakukan Departemen Kehutanan, katanya, penyumbang terbesar terjadinya deforestasi untuk wilayah Pulau Jawa adalah Jawa Timur yakni seluas 438,1 hektare/tahun dengan rincian terjadi di hutan primer 25,1 hektare/tahun atau 5,7 persen hutan sekunder 43,6 hektare/tahun atau 9,9 persen, hutan lainnya 369,5 hektare/tahun atau 84,3 persen.

Secara umum, lanjutnya, laju deforestasi yang dikeluarkan oleh departemen kehutanan periode 2003-2006 yang terbesar terjadi di Sumatera yaitu seluas 268.000 hektare/tahun atau 22,8 persen dari total angka deforestasi rata-rata di Indonesia seluas 1,17 juta hektare/tahun.

Di urutan kedua adalah Kalimantan seluas 239 ribu hektare/tahun atau 20,4, kemudian Sulawesi seluas 114,7 ribu hektare/tahun atau 9,8 persen, dan Pulau Jawa sebesar 2,5 ribu hektare/tahun atau 0,2 persen.

Walaupun laju deforestasi di Pulau Jawa paling kecil, lanjut Radius, hutan yang tersisa di Pulau Jawa sangat vital, karena Pulau Jawa sebagai pulau dengan penduduk terpadat dan kondisi hutannya nyaris tak diperhatikan.

Padahal, hutan yang ada di Pulau Jawa menyimpan banyak satwa endemik yang langka dan terancam punah.

Pembukaan lahan hutan di Jawa juga berimpilikasi secara langsung terhadap peningkatan perburuan satwa liar.Perburuan satwa liar dan langka masih terjadi secara rutin di kawasan-kawasan konservasi alam seperti Taman Hutan Raya (Tahura) R Soerjo dan Taman Nasional Merubetiri.

"Pengawasan yang lemah dan kemudahan akses untuk menuju kawasan konservasi tersebut mendorong perburuan satwa liar tetap subur. Padahal, perburuan tersebut juga berakibat pada perusakan hutan," tegasnya. (E009/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010