Stockholm (ANTARA News/AFP) - Raksasa telekomunikasi Swedia Ericsson mengatakan pada Rabu telah memenangkan kontrak 1,3 miliar dolar AS (960 juta euro) untuk meng-upgrade jaringan operator seluler India, Bharti Airtel.

Ericsson mengatakan akan memasok generasi kedua atau 2G, stasiun dasar radio untuk meningkatkan kualitas panggilan telepon dan kecepatan akses data, dan menyiapkan jaringan untuk peluncuran layanan yang lebih cepat 3G di kemudian hari.

"Airtel menyeimbangkan untuk menjadi ujung tombak revolusi telekomunikasi berikutnya di India dan mengambil pengalaman 2G ke ketinggian yang lebih besar," kata CEO Ericsson Hans Vestberg dalam sebuah pernyataan.

"Dalam kemitraan ini, kami akan menetapkan patokan baru untuk dunia dalam hal jumlah jaringan dan kualitas, jenis layanan dan pengalaman pengguna akhir," katanya.

Ericsson akan memperluas dan men-upgrade jaringan Airtel di 15 dari 22 lisensi yurisdiksi India, atau lingkaran telekomunikasi, perusahaan Swedia katanya.

"Pengguna Airtel akan menikmati kualitas suara yang disempurnakan dan akses data lebih cepat," kata Ericsson.

"Perjanjian ini akan memungkinkan Airtel dimasukkan ke dalam tempat berkumpul dan jangkauan jaringan diperluas di pedesaan India," katanya.

Bharti Airtel, yang telah memiliki kontrak dengan Ericsson untuk 15 tahun, memiliki 134 juta pelanggan di India, Sri Lanka dan Bangladesh.

"Perpanjangan asosiasi lima belas tahun kami dengan Ericsson adalah kesaksian terhadap kekuatan hubungan serta keberhasilan model," kata CEO Bharti Airtel Sanjay Kapoor.

"Kami tetap senang dengan keahlian Ericsson dalam perluasan jaringan dan transformasi, membantu kami untuk mengurangi biaya operasi dan meningkatkan kualitas jaringan," katanya.

Pengumuman itu terjadi dua hari setelah Ericsson mendapat kontrak senilai 1,8 miliar dolar untuk menyediakan peralatan untuk dua operator terbesar China, China Mobile dan China Unicom.

Untuk bagian itu, Bharti Airtel melompat pada Selasa ke peringkat lima pemain seluler teratas dunia dengan pelanggan oleh penutupan kesepakatan 10,7 miliar dolar untuk membeli aset Afrika dari kelompok telekomunikasi Zain Kuwait. (A026/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010