Mumbai (ANTARA News/AFP) - Pembuat kendaraan terbesar India, Tata Motors, Senin mengatakan, pihaknya menandatangani sebuah kontrak dengan Myanmar Automobile and Diesel Industries untuk mendirikan pabrik truk berat di negara yang diperintah militer tersebut.

Pabrik baru akan didirikan di Magwe, sekitar 480 kilometer (300 mil) dari Yangon, dan akan mulai beroperasi pada kuartal terakhir tahun anggaran yang berakhir Maret 2011, ia mengatakan dalam sebuah pernyataan.

Myanmar, yang telah diperintah oleh militer sejak 1962, berada di bawah sanksi ekonomi Amerika Serikat dan Eropa karena catatan hak asasi manusia dan penahanan panjang yang sedang berjalan pemimpin pro-demokrasi Aung San Suu Kyi.

Tetapi dampak dari sanksi itu telah melemah karena tetangga seperti China, India dan Thailand berinvestasi miliaran dolar, terutama dalam industri minyak dan gas.

Tata Motors, yang memiliki bekas merek Inggris Jaguar dan Landrover, mengatakan pabrik tersebut akan memiliki kapasitas 1.000 kendaraan per tahun, yang dapat diperluas menjadi 5.000 kendaraan.

Tidak ada rincian keuangan yang diberikan, tetapi pabrik tersebut akan dibiayai oleh sebuah lini kredit dari pemerintah India.

"Ini adalah jalur kredit langsung dari pemerintah India kepada Pemerintah Myanmar," kata seorang juru bicara Tata Motors.

Tata Motors, pembuat truk terbesar keempat di dunia, akan memperoleh keuntungan dari masuknya ke Myanmar, karena sudah memiliki kehadiran di negara-negara Asia lainnya.

Perusahaan mengekspor truk ke negara-negara tetangga Sri Lanka, Bangladesh dan Nepal, selain ke Afrika Selatan, Rusia dan kawasan CIS.

Analis melihat perjanjian ini sebagai bagian dari "Look East Policy" India, merupakan inisiatif ekonomi dan strategi yang dilakukan dengan negara Asia Tenggara, untuk meningkatkan keberadaannya sebagai negara adidaya regional.

"Tata Motors akan mencari pasar yang belum dijelajahi (seperti Myanmar) untuk meningkatkan kehadiran lebih lanjut," kata Vaishali Jajoo, analis Angel Broking yang berbasis di Mumbai.

"Ini akan membantu rencana ekspansi jangka panjang mereka."

Saham Tata Motors turun 3,02 persen atau 23,7 rupee ke 760 di bursa saham Mumbai Senin, karena tingkat sensitif otmotif, perbankan dan saham-saham properti jatuh setelah kenaikan suku bunga tak terduga dari bank sentral India Jumat lalu.

Tata Motors hanya mencatat kenaikan delapan persen ekspor truk dalam sebelas bulan yang berakhir Februari tahun ini, kata para analis, namun penjualan lokal naik 36 persen pada periode yang sama.

"Ekspor truk Tata Motors belum meningkat karena pertumbuhan luar negeri masih melempem," kata seorang analis.

Perdagangan bilateral antara India dan Myanmar kemungkinan akan meningkat menjadi satu miliar dolar AS pada 2009-10, naik dari 951 juta dolar pada 2008-09, menurut U Kyi Thein, Dubes Myanmar untuk India, kata laporan media Desember lalu.

Pemerintah militer Myanmar mengadakan pembicaraan dengan delegasi India pada 1 Maret di ibukota Naypyidaw yang terpencil.  (A026/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010