Saat masa kehamilan, Sumiyati (30), ibu bayi kembar siam itu ditangani seorang bidan. "Kemudian saat-saat menjelang persalinan, ibu bayi dirujuk ke sini," kata Ananda.
Kelahiran bayi kembar tersebut tergolong prematur karena usia kehamilannya kurang dari 36 pekan dengan berat badan yang hanya 4.200 gram.
Anggota badan kedua bayi hasil pernikahan Supriyanto (32) dengan Sumiyati itu termasuk lengkap. Bahkan, jantungnya pun terpisah.
Sampai sekarang, bayi tersebut ditempatkan di ruang khusus sambil menunggu penanganan medis lebih lanjut.
"Kami harus konsultasi dulu dengan pihak RSUD dr. Sutomo, Surabaya. Jika memang harus dipisahkan, kami sudah menyiapkan kendaraan rujukan," katanya.
Sementara itu, sampai saat ini Supriyanto belum memberitahukan kondisi bayinya yang lahir dalam kondisi tidak normal itu karena masih dalam pemulihan pascaoperasi.
Pria yang sehari-hari bekerja sebagai tukang las itu pun mengaku siap lahir batin, kalau kedua bayinya itu harus dipisahkan, asalkan biaya pemisahannya ditanggung pemerintah atau lembaga donatur lainnya.
Kepala Bagian Humas Pemkab Kediri, Eko Setiyono, mengatakan pihaknya akan berupaya membantu keluarga tersebut.
"Kalau memang tidak terdata dalam jamkesmas, kami masih bisa membantunya lewat program jamkesda," katanya.
(T.M038/R009)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010
