New York (ANTARA) - Harga minyak mentah melonjak di atas tiga persen pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), karena pemogokan pekerja di industri minyak dan gas Norwegia serta badai yang mendekati Teluk Meksiko menyebabkan gangguan pasokan.

Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Desember ditutup naik 1,36 dolar AS atau 3,29 persen, menjadi 42,65 dolar AS per barel. Minyak mentah AS West Texas Intermediate (WTI) bertambah 1,45 dolar atau 3,7 persen, menjadi menetap pada 40,67 dolar AS per barel.

Namun, pasar minyak tergelincir dalam perdagangan pasca-penyelesaian, setelah Presiden AS Donald Trump mengatakan dalam cuitannya di Twitter bahwa dia menginstruksikan pemerintahannya untuk tidak merundingkan paket stimulus sampai setelah pemilihan 3 November.


Baca juga: Minyak naik dipicu kemajuan kesehatan Trump dan penutupan ladang migas


Dalam perdagangan pasca penutupan, Brent turun menjadi 42,19 dolar AS per barel, sementara minyak mentah AS turun menjadi 40,13 dolar AS per barel.

Harga minyak turun lebih lanjut setelah penutupan menyusul data American Petroleum Institute (API) yang menunjukkan stok minyak mentah AS naik 951.000 barel pekan lalu dibandingkan dengan ekspektasi para analis dalam jajak pendapat Reuters untuk peningkatan 294.000 barel.

Trump kembali ke Gedung Putih setelah tiga hari di rumah sakit untuk perawatan COVID-19. Ketua DPR AS Nancy Pelosi dan Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin telah bernegosiasi untuk tambahan stimulus ekonomi sebesar 1,5 triliun hingga 2,0 triliun dolar AS sebelum cuitan Trump.

"Sepertinya ada sesuatu yang akan terwujud, dan sekarang telah menguap sehingga semuanya menjual habis," kata John Kilduff, mitra di Again Capital LLC di New York.

“Kompleks perminyakan membutuhkan stimulus itu untuk membantu memicu permintaan lagi, dan kami jelas tidak mendapatkannya.”


Baca juga: Minyak anjlok setelah Trump terjangkit virus corona dan ekonomi goyah


Perusahaan-perusahaan energi menutup anjungan minyak lepas pantai ketika Badai Delta menguat menjadi Kategori 2 dan berada di jalur yang tepat untuk mencapai Teluk Meksiko pada Kamis (8/10/2020). Ini akan menjadi badai ke-10 yang melanda Amerika Serikat tahun ini, yang akan memecahkan rekor sejak lebih dari satu abad yang lalu.

Royal Dutch Shell Plc mengatakan sedang mengevakuasi pekerja tidak penting dari semua sembilan operasi lepas pantai Teluk Meksiko dan bersiap untuk menghentikan produksi. Equinor ASA dan BHP Group Ltd juga menutup produksi dan mengevakuasi pekerja.

Produksi minyak Norwegia turun delapan persen karena pemogokan pekerja minyak. Sebuah serikat pekerja utama di negara itu sedang mencoba menyelesaikan perselisihan dengan perusahaan minyak, yang telah menutup enam ladang minyak dan gas lepas pantai.


Baca juga: Minyak jatuh saat prospek permintaan lemah dan pasokan OPEC meningkat

Baca juga: Minyak Brent pangkas kerugian, minyak AS naik dipicu harapan stimulus

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2020