Bandung (ANTARA News) - Sebanyak 15 dari 44 orang korban longsor di perkebunan teh di Desa Tenjolaya, Kecamatan Pasirjambu, Kabupaten Bandung hingga Minggu pukul 13.00 WIB belum ditemukan.

Musyawarah antara keluarga korban, Bupati Bandung Obar Sobarna, Kapolres Bandung AKBP Imran Yunus, Dirut PT Chakra Perkebunan Dewata Rachmat Badruddin, dan sejumlah tokoh ulama yang bertempat di SD Dewata, Minggu, memutuskan bahwa pencarian terhadap sisa korban tersebut akan dibatasi hingga Senin (1/3) pukul 12.00 WIB.

"Pencarian akan dibatasi hingga Senin pukul 12 dan besok juga akan diadakan shalat Ghaib untuk para korban," kata Bupati.

Longsor yang terjadi pada Selasa (23/2) lalu menewaskan 44 orang warga dan hingga kini baru 29 jenazah korban yang ditemukan terdiri atas jenazah laki-laki sebanyak 12 orang (tiga orang diantaranya masih balita) dan jenazah wanita sebanyak 17 orang (juga tiga diantaranya masih balita).

Keluarga korban yang belum ditemukan pada umumnya telah mengikhlaskan kehilangan anggota keluarganya.

Udin Tajudin misalnya mengaku merasa ikhlas telah kehilangan anaknya bernama Suminar dan cucunya bernama Risma.

"Suminar dan Risma masih tertimbun tetapi saya ikhlas dan ridho," kata Udin dengan wajah sedih.

Begitu pula Nia yang kehilangan suaminya bernama Juju Rustandi, Yayat Syamsudin kehilangan istrinya bernama Entin,

Ahmad Saridin kehilangan keponakannya bernama Jeni, dan Nurhayati kehilangan anaknya bernama Ihsan.

Sementara itu Asep Kurnia menyatakan ketidakpuasannya terhadap tim pencari korban yang belum menemukan adiknya bernama Ahmad Nuryadin alias Ryan bersama empat keponakannya.

Asep kehilangan seorang adiknya dan enam keponakannya. Dua jenazah keponakannya yang bernama Eka dan Kirana telah ditemukan beberapa waktu lalu.

Asep menyesalkan bahwa tim pencari belum mencari di sekitar kolam padahal beberapa saat sebelum kejadian Ryan bersama anggota keluarganya yang lain sedang memancing.

Asep hari Minggu itu turut mencari anggota keluarganya yang masih belum ditemukan meskipun hanya memakai tongkat seadanya.

Kapolres menyatakan bahwa tim pencari menambah dua alat berat lagi menjadi empat unit alat berat untuk menemukan 15 korban dan membagi zona pencarian dari empat zona menjadi delapan zona.

Ia mengakui agak kesulitan menemukan korban karena informasi dari penduduk beragam.

"Ada warga yang menyebutkan bahwa korban berada di satu titik dan sebelum ditemukan ada warga lain yang menyebutkan berada di titik lain," katanya.

Asep menyatakan bila hingga batas akhir pencarian, anggota keluarganya belum ditemukan maka ia mengikhlaskannya.

Musyawarah bersama juga diisi dengan doa bersama bagi para korban dan ceramah dari tokoh agama yang berisi dukungan moral bagi keluarga korban untuk tabah menghadapi musibah tersebut. (K-IP*B009/A038)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010