Bengkulu (ANTARA News) - Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) cabang Bengkulu A Syukur Alwi, Minggu mengatakan, sebaiknya PMI pusat membangun pabrik kantong darah sehingga dapat menekan tingginya harga darah saat ini.

Hal tersebut, juga pernah disampaikan Ketua Umum PMI Muhammad Jusuf Kalla saat berkunjung ke Bengkulu, Jumat (26/2), namun program itu betul-betul bisa terwujud.

Tujuan pembukaan pabrik kantong darah itu antara lain agar PMI ke depan, tidak hanya bersifat menerima saja, tetapi akan memberi kantong dan darah pada yang membutuhkan.

Harga darah sekarang cukup tinggi dan tidak terjangkau oleh masyarakat menengah ke bawah, akibat kurangnya persediaan kantong darah di tanah air.

Dia optimis program tersebut akan terealisasi, karena Ketua Umum M Jusuf Kalla juga seorang pengusaha besar dan sangat mampu membangun pabrik kantong darah itu.

Bila pabrik kantong dara sudah berdiri, otomatis dapat menekan harga darah yang cukup tinggi sekarang ini, karena darah sangat dibutuhkan bagi kesehatan manusia yang memerlukan bantuan akan darah segar.

Adakalanya manusia lupa akan kebutuhan darah, ketika terjadi bencana alam yang pertama dipikirkan adalah bahan makanan seperti supermi ataupun pakaian, padahal darah ternyata sangat penting dan sering luput dari perhatian.

Sebelumnya Ketua umum PMI M Jusuf Kalla di Bengkulu beberapa hari lalu mengatakan, Indonesia sampai sekarang masih kekurangan 400 juta kantong darah, baik dipakai untuk kebutuhan darurat sehari-hari ataupun dijadikan sebagai stok dalam menghadapi keadaan darurat.

Sekarang PMI mempunyai sekitar dua juta kantong darah saja, sehingga tidak sebanding dengan jumlah penduduk di Indonesia dengan segala aktivitas kebutuhan darahnya.

Jika dalam keadaan mendadak kebutuhan darah bagi pasien paling dipenuhi oleh darah keluarga masing-masing karena minimnya stok darah yang ada di setiap PMI di daerah-daerah.

"Darah itu merupakan sumber kebutuhan kita, tanpa ada daerah manusia akan mati," kata Jusuf Kalla.

Untuk memenuhi kebutuhan darah itu hingga sekarang belum ada pabrik kantong darah, tetapi kalau suplemen penambah darah tergolong banyak, sehingga kebutuhan darah tergolong vital harus terpenuhi, katanya.

Darah akan terpenuhi dari manusia ke manusia lagi, karena tidak ada darah buatan. Sehingga saat ini diperlukan kesadaran daeran untuk saling mengamalkan darahnya dengan sesama manusia, apalagi bila terjadi bencana dan darurat.

Menurut Kalla, harga darah yang saat ini dirasakan mahal bukan karena darahnya tersebut, tetapi peralatan yang mendukungnya seperti kantong hingga alat penyimpan darah.

Bisa saja darah lebih murah dan digratiskan, tetapi kemudian tidak tempat penampungnya, maka timbul kesulitan darah lagi, akibat tidak ada biaya untuk membeli kantong dan peralatanya. (Z005/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010