Bojonegoro (ANTARA News) - Penyedotan sedimen Waduk Pacal di Desa Kedungsumber, Kecamatan Temayang, Bojonegoro, Jawa Timur, sering macet, karena mesin pompa celup menyedot sampah, kata Kepala Balai Besar Bengawan Solo Graita Soetadi di Solo, Jumat.

"Mesin pompa celup macet karena sedimen yang disedot bukan lumpur, namun sampah," kata Graita.

Ia menjelaskan, penyedotan sedimen yang menutup dua lubang pengeluaran air Waduk Pacal yang lebarnya masing-masing 2x5 meter, sudah mulai berjalan normal sejak dua hari lalu, namun sering macet karena yang disedot sampah.

"Secara teknis kalau macet harus berhenti dan diperbaiki posisinya, dan sampahnya diambil dengan alat tertentu," katanya.

Ia memastikan penyedotan sedimen di waduk setempat yang diperkirakan berupa lumpur, sampah dan kayu sudah mulai bisa berjalan, dan diperkirakan rampung dalam waktu dua bulan.

Kepala Dinas Pengairan Kabupaten Bojonegoro Bambang Budi Susanto mengatakan air Waduk Pacal sangat dibutuhkan untuk irigasi areal pertanian, memasuki musim kemarau akhir Maret.

Di daerah irigasinya tercatat ada sekitar 16.000 hektare lebih sawah di sejumlah desa di Kecamatan Sukosewu, Kapas, Balen, Sumberrejo dan Kanor, akhir Maret mulai membutuhkan air, karena air hujan mulai berkurang.

"Kalau memang air Waduk Pacal belum bisa dialirkan secara tetap, akan menimbulkan kekeringan terhadap tanaman padi di daerah irigasinya," katanya.

Dalam rapat koordinasi dengan Ketua Badan Nasional Penanggulan Bencana (BNPB), Kamis (25/2) lalu, Bupati Bojonegoro Suyoto melaporkan perkembangan penyedotan sedimen Waduk Pacal yang sedang berjalan.

"Karena tidak berhasil, berarti penanganannya harus dengan teknologi yang canggih," katanya kepada Ketua BNPB Syamsul Ma`arif.

Dua lubang pengeluaran Waduk Pacal di Desa Kedungsumber, Kecamatan Temayang diketahui tersumbat pada 1 Januari lalu, menyusul banjir bandang di wilayah setempat yang air dan lumpurnya masuk ke badan waduk.

"Pengerukan sedimen Waduk Pacal secara ideal dengan volume 200.000 meter kubik, bisa dikerjakan di lain kesempatan. Yang penting bagaimana sekarang penyumbatan yang terjadi bisa teratasi," kata Graita Soetadi. (*)

PK-SAS/M008

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010