Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Perindustrian, Bank Indonesia, dan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang menaungi bank-bank pemrintah sepakat  mendorong suku bunga bank turun tahun ini.

"Kami minta agar BI dan Menteri BUMN sepakat semua perbankan tahun ini bisa memprogram penurunan suku bunga. Kami semua menghitung berapa spread (selisih bunga) yang ideal buat dunia usaha untuk bisa berkompetisi," kata Menteri Perindustrian MS Hidayat usai bertemu dengan BI, Menteri BUMN, dan para pengusaha di Jakarta, Rabu.

Menurut Hidayat, pihaknya bertemu dengan gubernur BI dan Meneg BUMN Mustafa Abubakar untuk membahas permasalahan suku bunga terhadap dunia usaha di Indonesia.

Tentang permintaan penurunan suku bunga ini, katanya, BI juga memiliki program penurunan bunga, namun akan dilakukan secara bertahap dalam tahun ini.

"Ada target penurunan hingga berapa basis poin, tapi saya tak bisa mengungkapnya," kata Hidayat.

Menteri Perisdustrian yang juga masih menjabat ketua umum KADIN ini juga menyebut bahwa suku bunga kredit perbankan Indonesia saat ini merupakan terbesar kedua di ASEAN.

"Rata-rata suku bunga sebesar 13,9 persen atau nomor dua tertinggi setelah Myanmar," katanya.

Selain membahas suku bunga, lanjut Hidayat, pihaknya juga meminta kepada BI untuk menghilangkan kategori sunset industry.

"Dalam pertemuan ini juga dihilangkan istilah kategori sunset industry karena itu bertolak belakang terhadap keinginan membuat labour insentive industry (padat karya) itu justru mampu bersaing dengan barang impor serta menguasai pasar domestik," katanya.

Hidayat menjelaskan bahwa BI tidak akan menerapkan sunset industry ini per sektor tetapi langsung kepada perusahaannya.

Dalam pertemuan ini juga melakukan diskusi dengan sektor-sektor industri dari `labour insentive industry` hingga UKM (usaha kecil menengah).

"Kami presentasi sektor industri yang memiliki value added (nilai tambah) dan memberikan proyeksi pertumbuhan selama lima tahun lalu ke depan," kata Hidayat.

(ANT/S026)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010