London (ANTARA News) - Harga minyak menembus 80 dolar per barel pada Senin waktu setempat, karena sebuah pemogokan di perusahaan raksasa energi Prancis Total dan kekhawatiran atas program nuklir Iran mengguncang pasar, kata para analis.

Kontrak berjangka utama New York, minyak mentah light sweet untuk pengiriman Maret, mencapai tertinggi harian 80,51 dolar per barel. Kemudian berdiri di 80,02 dolar, naik 21 sen dibandingkan dengan pentupan Jumat.

Minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman April naik 22 sen ke 78,41 dolar per barel.

"Sentimen cukup bullish pada saat ini karena dari pemogokan di kilang Prancis dan kekhawatiran atas masalah nuklir Iran," kata Victor Shum, seorang analis di konsultan energi Purvin and Gertz.

Sebuah pemogokan oleh pekerja energi utama Total memasuki hari keenam pada Senin.

Pemerintah Prancis bergerak untuk menenangkan kekhawatiran kekurangan bensin selama pemogokan di semua penyulingan minyak raksasa Total.

Pemerintah Prancis bergerak untuk menenangkan kekhawatiran kekurangan bensin selama pemogokan di semua penyulingan minyak raksasa Total.

Beberapa pengemudi Prancis bergegas untuk mengisi tangki mereka pada Minggu setelah pekerja di Total mengangkat ancaman kekurangan. Di kota-kota seperti Rennes dan Toulouse terlihat antrian di SPBU dan beberapa pompa habis.

Total memasok sekitar separuh dari SPBU Prancis.

Ketegangan antara eksportir minyak mentah Iran dan Barat atas tuduhan ambisi senjata nuklir Teheran juga membantu meningkatkan harga, kata analis.

Amerika Serikat dan kekuatan dunia lainnya bermain drum mendukung untuk sanksi PBB babak keempat terhadap Iran karena penolakannya mematuhi ultimatum berulang-ulang untuk menghentikan pengayaan uranium dan menyetujui dukungan PBB menangani bahan bakar nuklir.

Namun, Shum memperingatkan bahwa rally mungkin kehabisan tenaga karena pasokan terus melebihi permintaan.

Stok minyak mentah AS naik sebesar hampir 3,1 juta barel menjadi 334,5 juta barel untuk pekan yang berakhir 12 Februari, Departemen Energi mengumumkan baru-baru ini.

Stok distilat, termasuk minyak pemanas dan solar, turun 2,9 juta barel menjadi 153,3 juta barel.

Bagian utara Amerika Serikat - negara kosumen energi terbesar di dunia - mengalami kondisi cuaca sangat dingin pekan lalu yang mendorong meningkatnya permintaan untuk bahan bakar pemanas.

Harga minyak meroket pekan lalu di tengah melemahnya dolar dan ketegangan antara pengekspor minyak mentah Iran dan Barat, kata para pedagang.

Melemahnya mata uang AS membuat minyak yang dihargakan dalam dolar lebih murah bagi pembeli yang menggunakan mata uang kuat, sehingga mengangkat permintaan. (A026/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010