Jakarta (ANTARA) - Pembuat kendaraan listrik yang berbasis di Swedia dan dimiliki oleh Geely China, Polestar memiliki rencana besar untuk lebih aktif menambah jumlah gerai serta akan memperluas jaringan ke negara-negara baru seperti di Asia dan Timur Tengah.

Polestar sendiri dikabarkan sudah mulai memproduksi sedan Polestar 2 pada tahun ini di China, dan akan menjual kendaraan tersebut ke China, Eropa dan juga Amerika Serikat.

"Dalam hal perluasan pasar, perusahaan akan memperluas jaringan penjualannya dan melihat pasar baru di kawasan Asia Pasifik dan Timur Tengah," kata Kepala Eksekutif, Thomas Ingenlath yang dikutip dari Reuters, Rabu.

Baca juga: Polestar-nya Geely akan bangun showroom saingi Tesla

Baca juga: Polestar hadirkan mobil listrik 1K untuk kejuaran Roborace


Ingenlath adalah salah satu dari sedikit eksekutif internasional yang menghadiri pameran mobil di Beijing, yang dimulai pada hari Sabtu. Dia melakukan karantina wajib selama 14 hari setelah kedatangannya di Tiongkok.

Kekuatan ruang pamer menjadi hal yang sangat penting bagi pembuat kendaraan listrik (EV), saat mereka meluncurkan model baru untuk Polestar yang dirancang untuk menghadapi rival terdekatnya, seperti Tesla TSLA.O.

"Kami akan menggandakan jumlah ruang yang kami miliki saat ini pada akhir tahun. Jumlah ini akan terus berkembang pesat seiring dengan upaya kami untuk menggandakan jumlah pasar dalam 18-24 bulan ke depan," kata Ingenlath, mengacu pada "Polestar Space", nama yang diberikan untuk showroom-nya.

Saat ini, Polestar telah mengoperasikan 23 showroom secara global dan berencana untuk menambah setidaknya hingga 45 showroom pada akhir tahun ini. Polestar sendiri saat ini telah menjual mobil di sembilan negara.

"Mulai tahun depan, kami akan melihat pasar baru di sekitar Asia Pasifik dan Timur Tengah," kata Ingenlath, tanpa menyebutkan negara mana yang ditargetkan.

Dikabarkan bahwa, Polestar berencana untuk meluncurkan kendaraan sport-utility (SUV) yang akan dibuat di sebuah pabrik di China, dan memiliki arsitektur pendukung yang berbeda dari Polestar 2.

Perusahaan, yang menargetkan penjualan tahunan lebih dari 50.000 dalam dua hingga tiga tahun, pasti akan "bertahan dan tetap menjadi merek premium", kata Ingenlath.

Dia mengatakan akan memiliki produk yang lebih besar dan lebih sporty di masa depan tetapi tidak akan mengubah harganya secara radikal.

Baca juga: Volvo Polestar 2 digadang-gadang bakal saingi Tesla Model 3

Baca juga: Polestar siapkan mobil listrik pesaing Tesla Model 3
Pewarta:
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2020