Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar menegaskan, partainya akan selalu berada di garis terdepan untuk menjaga pluralisme dan kebhinnekaan di Indonesia.

"Perjuangan menjaga kebhinnekaan dan pluralisme ini telah dirintis pendahulu dan perintis PKB. Kita akan meneruskan langkah-langkah perjuangan menjaga pluralisme, kebhinnekaan, dan kebangsaan," katanya.

Hal itu dikatakan Muhaimin dalam acara Silaturrahmi dan Refleksi Imlek 2561, bersama sejumlah tokoh Tionghoa dan organisasi pejuang antidiskriminasi, di Jakarta, Jumat.

Ia mengatakan, menjaga pluralisme ini merupakan hal yang final dan tidak bisa ditawar-tawar. PKB sebagai kekuatan politik nasional harus menjadi bagian dari proses perjuangan mewujudkan kesetaraan dan penghapusan segala bentuk diskriminasi di Indonesia.

Ia menjelaskan, sejak awal berdiri PKB memandang warga Tionghoa sebagai warga Indonesia yang sah, sama seperti warga dari etnis Jawa, Papua, Batak, dan anak bangsa lainnya. Warga Tionghoa juga memiliki nilai-nilai perjuangan, yang bisa disumbangkan untuk kemajuan dan kemandirian bangsa Indonesia.

Melalui perayaan Imlek tahun ini, Muhaimin mengajak seluruh komponen kekuatan bangsa untuk bersama-sama membangun kemandirian bangsa dan menjadikan Indonesia bukan hanya sebagai macan Asia, tetapi juga macan dunia.

Ia mengingatkan saat ini bangsa Indonesia menghadapi tantangan global. Dengan modal kekuatan sumber daya dan kebhinekaan, lanjutnya, Indonesia dapat menghadapi tantang tersebut dan tampil menjadi kekuatan baru dunia.

"Tentu PKB sebagai bagian dari kekuatan bangsa akan senantiasa menjadi motor penggerak," katanya.

Untuk itu, ujarnya, Indonesia harus memiliki kemandirian dan ketahanan di bidang pangan, ekonomi, dan energi di tengah arus globalisasi dan pasar bebas dengan tujuan menyejahterakan segenap rakyat Indonesia.

"Kita yakin dan optimis dapat menghadapi tantangan globalisasi ini. Kita dorong pemerintah untuk menjaga dan merevitalisasi ekonomi dalam negeri, yang kita sebut sebagai pemberdayaan industri nasional," katanya.

Acara Silaturrahmi dan Refleksi Imlek 2561 dihadiri oleh sejumlah tokoh diantaranya yakni Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal Helmy Faishal Zaini, Ketua Forum Demokrasi Kebangsaan (Fordeka) Hartono, Ketua Paguyupan Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) Rahmat MS, perwakilan dari Institut Kewarganegaraan Indonesia Edy Setiawan, dan perwakilan dari Walubi. (H017/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010