Soreang (ANTARA News) - Setelah sempat merendam perkampungan setinggi lebih dari tiga meter Jumat (5/2), banjir di Kampung Cieunteung, Kelurahan/Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, belum menunjukan tanda-tanda akan surut.

ANTARA memantau, hingga sore Minggu, ketinggian air masih di atap beberapa rumah warga kampung yang letaknya berdampingan dengan tanggul Sungai Citarum.

Jumlah pengungsi pun kian bertambah banyak. Jika pada hari pertama hanya berjumlah sekitar 500 jiwa, maka data dari PMI di posko banjir di Kantor Kecamatan Baleendah, hingga Minggu, lebih dari seribu warga.

Mereka dipastikan mengungsi di 14 lokasi pengungsian. Sementara itu, perahu pun masih menjadi satu-satunya alat transportasi yang bisa digunakan untuk menyusuri perkampungan tersebut.

Hampir seluruh warga Kampung Cieunteung memilih hidup di pengungsian, meski mereka harus berdesak-desakan. Bahkan seorang pengungsi, Nia (35) yang tengah hamil tua, terpaksa hidup di sana sambil menunggu kelahiran anak ke-4-nya.

Ia sama sekali tak berani kembali ke rumah. "Sampai sekarang, setelah dicek, rumah saya terendam hingga bagian atapnya," kata Nia.

Tinggal di pengungsian dengan kondisi sedang hamil tua membuat Nia merasa riskan
dengan kehamilannya. Tapi ia mengaku hanya bisa pasrah menjalani kehidupan sehari-hari di pengungsian.

Asupan gizi yang minim pun mengancam kesehatan ibu dan bayi yang sedang dikandungnya itu, dan ia hanya berharap bisa secepatnya jabang bayi lahir dengan selamat.

"Lahir hari ini juga tidak apa-apa, karena bayi dalam kandungan saya sudah sembilan bulan lebih dua minggu, saya sudah tidak tahan," ujar kata Nia.

Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Bandung, Yadi Srimulyadi, menegaskan, perlunya "political will" dari berbagai pihak di Kabupaten Bandung, khususnya dari semua partai politik yang ada guna mengatasi persoalan banjir yang selama ini terjadi di sana.

"Di Kabupaten Bandung banyak partai politik yang bisa maju memperjuangkan hingga ke pusat oleh anggota DPR RI untuk melakukan lobi-lobi agar anggaran pusat dalam hal penanggulangan banjir bisa dialokasikan dalam nilai yang besar," ujar Yadi di sela Konfercab PDIP Kabupaten Bandung di Baleendah, MInggu.

Menurut Yadi, persoalan banjir Kabupaten Bandung bukan masalah Pemerintah Kabupaten Bandung semata, melainkan persoalan kebijakan Pemerintah provinsi Jawa Barat dan pemerintah pusat, dalam upaya penyelesaiannya.

Dengan bergotongroyong, lanjut Yadi, semua partai politik yang ada di Kabupaten Bandung harus bisa mendesak pemerintah pusat untuk segera menuntaskan persoalan banjir di daerah ini.

Caranya dengan menghubungi pengurus pusat partai politik yang ada untuk lebih menggugah para kadernya yang ada di legislatif. Yang penting ada kemauan dulu, kata Yadi Srimulyadai, yang baru terpilih jadi Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Bandung, Minggu. (ASJ/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010