Tanjungpinang (ANTARA News) - Ketua Badan Anggaran DPR RI, Harry Azhar Azis mengatakan, pemberlakuan "China-Asean Free Trade Area" (CAFTA) tidak akan berpengaruh besar bagi Provinsi Kepulauan Riau (Kepri).

"Pemberlakuan CAFTA tidak akan berpengaruh besar di Kepri, karena di Batam, Bintan dan Karimun juga sudah diberlakukan `Free Trade Zone` (FTZ)," kata Harry di Tanjungpinang, ibukota Provinsi Kepri, Minggu.

Harry mengatakan, pemberlakukan FTZ di Kepri sejak April 2009 tidak akan berdampak besar terhadap kalangan industri di Kepri.

"Untuk konsumen justru tambah diuntungkan dengan pemberlakukan CAFTA karena harga akan semakin murah dan banyak pilihan," katanya.

Dia menambahkan, masyarakat Kepri juga sudah terbiasa dengan barang-barang impor sejak lama karena berbatasan langsung dengan negara tetangga, seperti Singapura dan Malaysia.

Menurut dia, yang terkena imbas dari pemberlakuan CAFTA tersebut adalah industri tekstil, mainan, sepatu, elektronik dan juga termasuk beberapa industri lain yang belum berdampak terlalu besar.

Yang harus dilakukan saat ini adalah dengan memperkuat ketahanan industri dalam negeri agar dapat bersaing dengan produk-produk dari Cina tersebut, katanya.

"Di satu sisi, pemberlakukan CAFTA tersebut menguntungkan konsumen karena banyak pilihan dengan harga murah, namun di sisi lain merugikan kalangan industri dalam negeri yang menyebabkan akan terjadinya peningkatan pengangguran akibat PHK," ujarnya yang diusung Partai Golkar daerah pemilihan Kepri.

Untuk pemberlakuan FTZ di Kepri, menurut dia, sedang diusakan agar dilakukan secara menyeluruh agar dampaknya bisa dinikmati masyarakat.

"FTZ untuk Batam sudah menyeluruh, sedangkan untuk Bintan dan Karimun sedang dalam usaha untuk diberlakukan secara menyeluruh agar hasilnya dapat dinikmati masyarakat. Ke depan juga akan kami usahakan untuk seluruh Kepri," katanya.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010