Pontianak (ANTARA News) - Sejumlah dokter dari RSUD dr Soedarso mengancam untuk berhenti mengajar di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Tanjungpura Pontianak sebagai bentuk penolakan penetapan dekan yang bukan berlatar belakang ilmu kedokteran.

Dalam aksi di depan Rektorat Untan Pontianak, Rabu, kaca di pintu depan gedung pecah karena mereka berusaha masuk untuk menghentikan pelantikan. Dr Thamrin Usman DEA yang berlatarbelakang pendidikan di bidang kimia ditetapkan sebagai Dekan di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Untan Pontianak.

Sebelumnya ia menjadi Dekan Fakultas Matematika IPA. Sementara Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Untan sebelumnya masih berupa program studi dan tergabung di Fakultas MIPA. Ketua Program Studi Prof Wahyuning dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

John Hard, dokter spesialis bedah syaraf yang ikut dalam aksi itu mengatakan tidak menerima keputusan pihak universitas. Menurut dia, pembentukan karakter dan dokter yang mumpuni haruslah juga dipimpin oleh seorang dokter.

Ia menganggap ada kejanggalan karena Prof Wahyuning sendiri menyarankan agar Untan dapat mengambil dokter dari universitas lain di Indonesia untuk menjadi dekan di fakultas tersebut.

Namun hal itu tidak dilakukan karena pihak universitas harus mengeluarkan biaya besar.

Rektor Untan Prof Dr Chairil Effendy mengatakan bahwa penunjukan dekan untuk Fakultas Kedokteran melalui proses panjang dan telah mendapatkan persetujuan dari Dirjen Pendidikan Tinggi.

Menurut dia, jabatan dekan adalah jabatan administratif yang tidak berkaitan langsung dengan perkuliahan. Chairil Effendy menambahkan, hal itu berbeda dengan posisi ketua program studi karena berkaitan langsung dengan perkuliahan.

Mengangkat dekan dari universitas lain juga memungkinkan. Namun Untan harus menyiapkan rumah jabatan, kendaraan dan honor yang besar.

Sedangkan dokter yang menjadi dosen belum ada yang memenuhi persyaratan sebagai dekan.

Sebanyak 42 orang dokter spesialis dan 20 dokter umum di RSUD dr Soedarso Pontianak yang menolak untuk memberikan bimbingan kepada mahasiswa Kedokteran Untan.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010