Jakarta (ANTARA News) - Menteri Perindustrian M.S. Hidayat, Kamis, mengatakan, ongkos produksi barang dan jasa di Indonesia sampai saat ini kurang kompetitif dibandingkan dengan negara-negara pesaing lainnya.

"Dari segi cost, Indonesia tidak pernah pernah lebih efisien dibandingkan negara kompetitor," kata Hidayat di Jakarta, Kamis, setelah membuka acara diskusi Growth and Effisiency in The Indonesian Services Sector.

Ia melanjutkan, baru saat menghadapi ASEAN-China Free Trade Agreement (ACFTA), Indonesia menyadari bahwa ongkos produksi barang dan jasa di tanah air jauh lebih tinggi dibandingkan kompetitor.

Oleh karena itu, saat ini pemerintah sedang mempersiapkan tiap komponen secara "apple to apple" (seimbang) untuk meningkatkan daya saing Indonesia.

"Salah satu yang menjadi penyebab utamanya adalah sektor jasa kita yang masih one step behind," katanya.

Sejumlah upaya dilakukan untuk membuat daya saing Indonesia termasuk dalam hal ongkos produksi.

Ia mencontohkan, pihaknya bersama empat kementerian/departemen lain akan meresmikan sistem bea cukai (custom) barang di Batam yang dinilai lebih efisien.

"Jadi bukan sistem custom-nya saja tetapi juga layanannya," katanya seraya mengungkapkan akan ada peluncuran sistem satu atap perizinan investasi BKPM di Batam.

Hal-hal inilah yang akan kita dorong agar terjadi efisiensi dalam hal pelayanan yang nantinya mengarah ke ongkos produksi juga, katanya.(*)

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010