Jakarta (ANTARA News) - Menteri Perindustrian MS Hidayat berencana akan mengunjungi Pelabuhan Tanjung Priok untuk mewaspadai lonjakan impor setelah berlakunya ASEAN-China Free Trade Agreement (ACFTA).

"Besok Kamis (14/1) saya akan ke Bea Cukai di Tanjung Priok untuk diskusi agar sewaktu-waktu bisa diaktifkan safeguard bila terjadi serbuan barang impor," kata Hidayat di Gedung Kantor Menko Perekonomian di Jakarta, Selasa.

Menurut dia, Indonesia bisa membuat mekanisme untuk meneliti dulu barang-barang impor yang masuk sesuai ketentuan Indonesia seperti Standar Nasional Indonesia (SNI) dan Surat Keterangan Asal (SKA).

Menurut dia, perlindungan terbaik yang mungkin dilakukan adalah melakukan negosiasi pos tarif prioritas. Ada 9 sektor antara lain baja, tekstil, alas kaki, dan elektronik.

Ketika ditanya apakah sudah terdeteksi serbuan barang impor terutama dari China, Hidayat mempredikisi akan terjadi pada Maret dan setelahnya.

"Masih ada waktu, makanya Kamis siang saya ke Tanjung Priok. Saya akan proaktif untuk melakukan safeguard karena itu merupakan trade defense barang-barang industri kita," katanya.

Menanggapi bahwa proses safeguard akan lama, Hidayat mengatakan, semua badan termasuk terkait anti dumping harus disiapkan sejak awal sehingga ketika diperlukan langsung berfungsi.

"Kita akan membicarakan masalah ini dengan Bea Cukai," katanya.

Suku Bunga

Sementara itu mengenai suku bunga perbankan, Hidayat mengatakan, kalangan industri menginginkan tingkat bunga paling tidak 10 persen.

"Kalau dari industri sendiri, bunga kalau bisa dibawah 10 persen tapi, kemarin Mahendra Siregar (mantan Direktur Eksekutif Lembaga Pembiayaan Eskpor Indonesia (LPEI) bilang mulai Januari kredit LPEI bisa 9 persen," katanya.

Menurut dia, hal itu bisa mendorong bank terdorong untuk menurunkan suku bunga pinjamannya.

Ia menyebutkan, suku bunga termasuk komponen biaya yang cukup besar dalam industri yaitu mencapai sekitar 40 persen dari total biaya.
(*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010